It Was A Little Problem After Our Marriage - Part 8 [End]

Author           : Sera Phine Choi
Genre             : Romance, Sad, Married Life
Length           : Chapter
Rating            : NC 21
Cast                : ─ Choi Siwon as himself
                          ─ Agnes Monica as herself
Other cast     : Find by yourself


===Part 8===

Semenjak kejadian itu, siwon dan tiffany jadi janggung ketika bertemu. Siwon ingin bertanggung jawab atas perbuatannya, tapi dia bingung apa yang harus ia katakan kepada agnes.
***
Setelah tiga bulan berada di LA, agnes kembali ke korea. Malam itu, siwon dan agnes hanya terdiam di meja makan. Agnes merasa bingung dengan sikap siwon, tidak biasanya dia seperti itu.
Siwon begitu bingung. Hatinya berkata kalau dia harus jujur kepada agnes. Namun pikirannya berkata tidak. Siwon takut agnes akan meninggalkannya jika ia jujur. Tapi bagaimana dengan tiffany yang sudah ia nodai?”.
Di tempat tidur, siwon begitu gelisah. Dia sudah merubah posisi tidurnya beberapa kali, namun dia tetap saja tidak bisa tidur. Agnes yang melihat siwon gelisah, akhirnya terbangun.
“ada ap hon? Sepertinya kau sangat gelisah”.
“tidak apa-apa”. Ucap siwon.
Agnes kemudian kembali memejamkan matanya.
“aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu”.
Agnes kembali membuka matanya.
“apa? Katakanlah”.
Siwon begitu bingung harus memulai penjelasannya dari mana. Namun ia mengumpukan segala keberaniannya untuk memberi penjelasan kepada istrinya.
“sebulan yang lalu, aku terbangun dari tidurku dan mendapati diriku di apartemen tiffany. Aku..aku tidak berbalut apa-apa, demikian juga dengan tiffany. Kami…kami..”.
“arrghh!”. Kenapa itu bisa terjadi?!”. Siwon bangun dari tidurnya, ia mengerang frustasi sambil meninju kepalanya berkali-kali, air matanya sudah membasahi wajahnya.
Agnes begitu terkejut dengan pernyataa suaminya, ia memang merencanakan semua ini, tapi ia tidak menyangka rasa di hatinya akan sesakit itu setelah itu terjadi. Agnes mencoba mengeluarkan suara walaupun tenggorokannya terasa tercekat.
“sudahlah! Kau tidak usah menyiksa dirimu seperti itu!, nasi sudah menjadi bubur...”. ucap agnes yang sudah berurai air mata. “kau harus bertanggung jawab”.
Agnes ingin beranjak pergi dari ranjang dan meninggalkan siwon, tapi siwon segera menangkap pinggangnya dan meletakkan kepalanya di punggung istrinya. “jangan tinggalkan aku, aku mohon?”, ucap siwon dengan berlinang air mata. Agnes melepaskan pegangan siwon dan berlalu pergi.
***
Siang itu, siwon dan tiffany makan siang bersama. Mereka berdua begitu janggung. Namun siwon akhirnya memulai pembicaraan mereka.
“aku bingung apa yang harus ku lakukan sekarang tiff. Aku ingin bertanggung jawab, tapi aku.. aku takut agnes akan meninggalkanku”.
Siwon hanya melihat tiffany diam tak bergeming, hingga akhirnya tiffany mengeluarkan kalimat yang membuatnya jantungnya seakan-akan berhenti berdetak.
“tapi aku hamil siwon”, ucap tiffany dengan mata berkaca-kaca.
Mata siwon melebar, seakan-akan bola matanya ingin keluar mendengar ucapan tiffany. “apa? Kau hamil?!, ucapnya frustasi.
Tiffany hanya mengangguk. Siwon kembali meremas rambutnya frustasi tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya yang memandangnya heran.
***
Di malam hari, agnes mengunjungi apartemen tiffany. Sebenarnya agnes tidak sanggup bertatap muka dengan tiffany, hatinya begitu sakit. Tapi bagaimanapun juga, itu adalah bagian dari rencana mereka.
“terima kasih, kau sudah menjalankan rencana kita dengan baik”. Ucap agnes.
“aku hanya ingin membantumu”, ucap tiffany.
“siwon mengatakan kalau kau hamil, Apakah itu benar?”
“iya”.
Agnes langsung memeluk tiffany. “terima kasih telah membantuku, aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu”.
At Choi’s Family House
“plakk”. Tamparan tuan choi melayang di pipi siwon. Agnes dan nyonya choi yang ada di situ hanya bisa tertunduk.
“apa yang sudah kau lakukan?! Aku tidak pernah mengajarkanmu melakukan hal geji seperti itu! Dasar kau anak kurang ajar!”. Tuan choi ingin kembali menampar siwon, tapi dihalangi oleh agnes dan nyonya choi.
“kau harus segera menikahinya!”. Tuan choi lalu pergi meninggalkan mereka semua.
At siwon agnes apartement
Pernikahan tiffany dan siwon akan dilaksanakan seminggu lagi. Malam itu, agnes sedang menyusun semua barang-barangnya ke koper, dia tidak sanggup melihat pernikahan suaminya dan tiffany. Sehingga ia memutuskan untuk kembali ke LA.
“kau baru pulang dan ingin pergi lagi ?”. Siwon duduk di ranjang, memperhatikan gerak-gerik agnes menyusun barang-barangnya.
“kau dan tiffany akan menikah minggu depan, kau harus mempersiapkan dirimu”. Agnes berucap tanpa menghentikan kegiatannya.
Siwon yang berada didekat kopernya memegang tangan agnes yang membuat agnes menghentikan kegiatannya. Mereka kemudian saling memandang.
“apa kau tau aku sangat merindukanmu, huh?”, ucap siwon lirih.
“aku ingin menyusun barang-barangku”. Agnes berusaha melepaskan tangannya dari genggaman suaminya.
“apa kau tidak merindukanku sama sekali, atau kau tidak mencintaiku lagi?”.
“kalau aku tidak mencintaimu, tidak mungkin aku menikah denganmu”.
“kalau begitu tinggal bebrapa hari lagi di sini, bantu aku menyelesaikan semua masalah ini, jawab siwon lirih”.
Agnes yang melihat siwon begitu frustasi memutuskan untuk tidak pergi malam itu.
“kau sudah mandi”, tanya agnes.
“belum”. Jawab siwon lemas.
“aku akan menyiapkan air panas untuk kau mandi”.
Di kamar mandi, agnes duduk dipinggir buthub dan memijat kepala siwon yang duduk di buthub.
“kalau tanganku terlalu keras menekan kepalamu, beri tahu aku”. Ucap agnes dan terus memijat kepala suaminya.
“terima kasih sayang, ini menghilangkan sedikit stressku”.
Agnes terus memijat kepala dan leher siwon, sedangkan siwon hanya memejamkan mata.
“aku sangat merasa bersalah kepadamu hon, aku juga tidak mengingat apa-apa malam itu, kami hanya minum bersama, dan sepertinya aku minum terlalu banyak dan…”. “arrghh!”. Siwon kembali mengerang frustasi.
Agnes tidak menyangka siwon akan frustrasi seperti itu karena rencananya. Agnes merasa bersalah telah membuat siwon seperti itu. Agnes memeluk leher siwon. “kau tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu”, ucapnya mengecup kepala siwon.
Siwon merasakan kenyamanan dalam dekapan istrinya. Bebannya terasa berkurang karena tangan istrinya yang melingkar di lehernya dan mendekapnya erat.
“terima kasih untuk pengertianmu sayang, aku sangat takut kehilanganmu”. Siwon mengecup punggung tangan agnes dan menggerakannya menyusuri wajahnya.
Agnes merasa semakin bersalah dengan semua yang telah dilakukannya kepada suaminya. Namun, tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Nasi sudah menjadi bubur. Agnes tidak mungkin menyuruh siwon meniggalkan tiffany.
Jauh dalam lubuk hati agnes yang paling dalam, ia begitu tersiksa dengan kenyataan yang ada. Dia harus membagi suaminya dengan tiffany. Dan yang paling membuatnya terpukul, tiffany bisa memberikan keturunan pada suaminya, sedangkan dia bagaikan perempuan yang tidak berguna.
Ia juga tidak mengerti apa yang salah dengan dirinya. Ia dan siwon sudah pergi pergi berkali-kali ke dokter, tapi dokter mengatakan tidak ada yang salah dengan mereka. Tapi, terbersit dipikiran agnes mungkin itu semua adalah karena umurnya yang sudah semakin bertambah.
Agnes sama sekali tidak rela membagi siwon dengan perempuan lain. Tapi mungkin cara itu adalah cara yang paling tepat untuk membahagiakan mertua yang sangat dicintainya.
Siwon menarik agnes ke buthub dan mendudukannya di pangkuannya. Siwon menatap agnes sendu, tersirat penyesalan yang sangat mendalam dari sorotan matanya. Dia tidak tau bagaimana hari-harinya kelak ketika ia sudah menikah dengan tiffany.
“aku adalah laki-laki paling jahat di dunia ini. Aku sudah mendapatkan istri sebaik dirimu, tapi aku malah menyakitimu. Jangan pernah tinggalkan aku hon, aku sangat mencintaimu”, ucapnya lirih, tanpa ia sadari air matanya sudah membasahi pipinya.
Agnes terenyuh melihat suaminya yang begitu mencintainya. Ia mengangkat tangannya dan menghapus bongkahan air mata yang terus mengalir di pipi suaminya. “kau tenang saja sayang, aku tidak akan pernah meninggalkanmu”. Agnes mengecup kening suaminya. Agnes semakin dihantui rasa bersalah melihat suaminya yang seperti itu.
One Week Later
Seorang wanita cantik dengan gaun putih yang melekat ditubuhnya sedang memandang dirinya di kaca. Terlihat senyum kebahagiaan dari bibirnya. Ia akan menikah dengan orang yang ia cintai. Dia masih menganggap bahwa semua itu adalah mimpi. Tak pernah terpikirkan olehnya, ia akan bersanding dengan orang yang sangat dicintainya di pelaminan. Walaupun pernikahan itu dilakukan dengan diam-diam dan tidak semeriah yang ia dambakan, itu tidak masalah baginya.
Di ruangan lain, agnes sedang membantu suaminya merapikan jas hitam yang dikenakannya. Tidak terlihat raut kesedihan di wajah agenes, namun juga tidak terdapat raut wajah bahagia. Wajah agnes terlihat datar, walaupun jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat ingin menggagalkan pernikahan itu.
Siwon dapat merasakan agnes begitu sakit dengan pernikahannya itu. Siwon menangkup wajah istrinya. “maafkan aku hon”, ucapnya lirih. Agnes tak menanggapi ucapan suaminya. “sudah selesai, kau kelihatan tampan sekali, ucapnya seakan-akan tak mendengar permintaan maaf suaminya.
***
Agnes duduk termenung di dekat sungai han, tempat yang selalu ia datangi untuk menenangkan pikirannya. Agnes tidak sanggup menyaksikan suaminya bersanding dengan wanita lain di altar pernikahan, itulah mengapa ia memutuskan untuk pergi dan tidak mau melihat upacara pernikahan suaminya.
Agnes begitu menyesal telah merencanakan semuanya. Ia baru menyadari ternyata ia tidak sanggup membagi suaminya dengan orang lain. Tanpa ia sadari, air matanya mengalir membasahi pipinya. Isakannya pun semakin menjadi-jadi karena tak tahan lagi menahan rasa sakit di hatinya.
Isakannya terhenti ketika ia menyadari ada tangan seseorang yang menyodorkan lipatan kain kecil kepadanya. Ia mengangkat kepalanya dan ternyata seorang pria sedang berdiri di dekatnya dan menawarkannya lipatan kain kecil itu. Agnes memperhatikan wajah pria itu, terlihat raut kebingungan di wajah agnes karena ia tidak mengenalnya. Namun agnes akhirnya menerima sapu tangan itu.
“boleh aku duduk disini?”, ucap pria itu yang hanya disambut anggukan oleh agnes. “sedang apa seorang gadis cantik sepertimu menangis sendirian di sini?”, ucap pria itu dengan pandangan lurus ke depan. Agnes hanya diam dan tidak menjawab. “kenalkan, namaku lee seung gi  ucap pria itu menyodorkan tangannya. Agnes menyambut tangannya, “agnes monica, panggil saja agnes”, ucap agnes.
“jadi agnes apa yang kau lakukan menangis sendirian di sini?”, tanya  lee seung gi. “tidak apa-apa, aku hanya ingin menenangkan pikiran saja”, jawab agnes singkat. “kau sendiri, sedang apa di sini?”, agnes balik bertanya. “aku sudah lama tidak ke sini, dulu ini menjadi tempat favoritku”, jawab lee seung gi tersenyum.
“memangnya selama ini kamu dimana?”, agnes menoleh memandang lee seung gi. “aku baru menyelesaikan S2 ku di New York dan baru kembali ke sini”. Agnes mengangguk tanda ia mengerti.
“tempat ini memang indah, tidak heran banyak orang ke sini untuk menenangkan pikiran”, ucap lee seung gi. “iya kau benar sekali”, ucap agnes. Mereka saling melempar senyum dan kembali menatap ke depan.
Agnes akhirnya berdiri dari duduknya, “baiklah seung gi, sepertinya aku harus kembali ke rumah, sampai ketemu lagi. Agnes berdiri dari duduknya dan ingin beranjak pergi. “tunggu biar ku antar kau pulang”. Lee seung gi ikut berdiri.
“tidak usah, nanti merepotkanmu, ucap agnes menolak. “tidak, aku tidak merasa kerepotan”. Agnes hiruk pikuk, tidak tahu lagi harus menjawab apa. “ayolah!”, lee seung gi kembali berucap. “baiklah”, ucap agnes akhirnya menyetujui.
Akhirnya mereka sampai di apartemen agnes. “baiklah, aku masuk dulu, terima kasih untuk tumpangannya”, ucap agnes tersenyum. Lee seung gi senyum membalas agnes, “sama-sama nes, aku senang bisa mengantarmu.
“kalau begitu aku masuk dulu”. Agnes keluar dari mobil  lee seung gi dan membungkukkan badannya, kemudian pergi memasuki apartemennya. Lee seung gi memandang agnes pergi menjauh hingga tubuh agnes tak kelihatan lagi, kemudian melajukan mobilnya.
***
Agnes terkejut ketika mendapati siwon ada di apartemen. Agnes melihat siwon sedang sibuk menyusun barangnya ke koper. Wajah siwon terlihat datar dan lesu.
“kau mau kemana hon? Kenapa kau memasukkan barangmu ke koper?”. Agnes duduk di ranjang, di dekat koper yang sedang diisi suaminya.
“aku mau ke apartemen tiffany, kau tidak apa-apa kan di rumah sendirian?”, jawab siwon tersenyum ringan”.
“deg”, jantung agnes seakan-akan berhenti mendengar ucapan suminya yang baru saja di dengarnya. Namun ia tidak mempunyai hak untuk menghalanginya pergi. Karena memang sudah seharusnya ia membagi siwon dengan tiffany.
Agnes masih diam mematung tak bergeming, dadanya terasa begitu sakit. Jika ia bisa mengulang waktu, ia tidak akan pernah membuat rencana gila itu. Air matanya sudah mengumpul di matanya, siap untuk jatuh.
Namun ia segera pergi dari suaminya dan menuju dapur. “aku mau mengambil minum dulu ke dapur”, ucapnya berat dan mencoba sekuat tenaga menahan agar air matanya tidak jatuh.
Air matanya jatuh berhamburan di sepanjang jalan menuju dapur, sesampainya di dapur, ia menghidupkan keran wastafel dapur, agar isakan tangisnya tidak terdengar. Ia menangis sejadi-jadinya sambil menutup mulutnya.
“ini semua kan rencanamu agnes!”, lirihnya dalam hati menyalahkan dirinya sendiri. Mendengar langkah kaki suaminya yang berjalan mendekatiya, secepat kilat ia langsung masuk ke dalam kamar mandi dapur, ia tidak mau siwon mengetahui kalau ia sedang menangis.
Agnes tidak tahu, kalau suaminya bukan anak kecil lagi, yang bisa dibohongi dengan mudah. Siwon mengetahui kalau ia sedang menangis. Siwon yang tidak mendapati istrinya ada di dapur, mengetuk kamar mandi yang ada di dekat dapur.
“kau di dalam?, tanyanya sambil mengetuk pintu kamar mandi itu. “iya aku di dalam”. Agnes mencoba menjawab senormal mungkin. “aku sudah selesai mengemasi barangku, aku akan mau pamitan, mungkin beberapa hari lagi, aku akan kembali lagi ke sini”, ucap siwon sambil menempelkan kupingnya pintu kamar mandi, untuk mendengar jawaban yang akan diucapkan istrinya.
“kau pergi saja, mungkin aku masih lama, ucap agnes sekuat tenaga menahan tangisannya yang segera pecah. “baiklah kalau begitu, ucap siwon dan berlalu pergi dengan kopernya.
Agnes berlutut di kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya. “apakah ini hukuman untukku?, kenapa rasanya sakit sekali”, rintihnya.
***
Agnes duduk di tempat tidurnya, ia terus memandang ranjang dimana suaminya selalu menemaninya, tidak seperti malam itu, dia begitu kesepian dan mungkin akan berlanjut ke malam-malam selanjutnya. Air matanya tak berhenti mengalir, ia capek terisak karena terus menangis.
Namun air matanya tak berhenti mengalir di wajahnya. Sampai akhirnya ia mengerjap karena deringan ponselnya. Agnes mengangkat telefonnya. “halo nes, ini lee seung gi, masih ingat kan?”, terdengar suara pria ditelfon langsung menyapanya.
“oh, lee seung gi. Ada apa?”, jawab agnes serak. “aku sudah lama tidak jalan-jalan di korea, kau mau tidak menemaniku?”, tapi, aku…”. Belum sempat agnes melanjutkan kalimatnya, lee seung gi sudah memotongnya. “tidak ada tapi-tapian, aku sudah menunggu di bawah, kau harus siap-siap dan segera turun.
Agnes langsung berdiri dan berlari menuju kaca minimalis apartemennya, ia melihat lee seung gi sedang melambaikan tangan padannya. “baiklah, aku akan turun”, ucapnya dan menutup telefonnya.
Lee sung gi membukakan pintu mobilnya untuk agnes, layaknya seorang pengawal yang sedang mempersilahkan ratunya.  Di sepanjang perjalanan, agnes hanya terdiam saja, hanya lee seung gi yang mengoceh sepanjang jalan, agnes hanya menjadi pendengar yang baik.
“aku sudah dua kali bertemu denganmu dan dalam kedua pertemuan itu, aku selalu melihat matamu sembab. Dan aku yakin, mata sembab itu pasti karena menangis. Kamu kenapa nes?, kamu bisa menceritakan masalahmu kepadaku. Walaupun kita baru saja kenal. Siapa tau aku bisa membantu”.
“aku tidak apa-apa”, ucap agnes serak dan tersenyum ringan pada lee seung gi. “baiklah kalau begitu. “kita mau kemana?”, tanya lee seung gi. Agnes memandangnya  heran dan berucap, “tapi kamu yang mengajak aku keluar, kok malah bertanya kepadaku?”.
“baiklah, kita nonton ke bioskop saja”, ucap lee seung gi antusias. Agnes hanya diam, ia masih terlalu capek karena menangis. Ketika di bioskop pun, agnes tidak menikmati filmnya. Ia hanya termenung, memikirkan suaminya.
Mereka kemudian kembali ke apartemen agnes. “boleh aku mengantarmu ke depan pintu?”, ucap lee seung gi. “tapi…, baiklah”. Agnes akhirnya mengajak lee seung gi masuk ke apartemennya untuk minum  kopi sebentar.
Lee seung gi berjalan menyusuri ruang tamu apartemen itu, sambil menunggu agnes menyiapkannya kopi. Sampai ia akhirnya menemukan foto pernikahan agnes dengan siwon. Ia begitu terkejut melihat foto pernikahan agnes dan suaminya. Matanya mengernyit, melihat pria yang bersanding dengan agnes di foto.
Lee seung gi merasa pria itu tidak asing baginya. Tanpa membutuhkan waktu lama, lee seung gi dapat mengenali pria itu. Pria yang merupakan anak pengusaha terkenal yang merupakan saingan perusahaannya, tepatnya perusahaan ayahnya.
Lee seung gi lemas seketika, menyadari wanita yang diincarnya ternyata sudah menikah dan menikah dengan seorang choi siwon. Tapi lee seung gi heran, kenapa agnes dan siwon tinggal di apartemen, sedangkan bagi seorang choi siwon adalah hal yang mudah untuk membelikan istrinya sebuah rumah mewah.
“ehem”. Deheman agnes, menghentikan kegiatannya yang terus memandangi foto pernikahan agnes dan siwon dan berfikir seperti orang yang sedang menganalisa sesuatu. “ini kopinya”, ucap agnes meletakkannya di atas meja. “terima kasih nes, kau sudah menikah?” tanya lee seung gi sambil berjalan duduk menuju sofa.
“iya, kenapa?”, tanya agnes. Lee seung gi berusaha menjawab senormal mungkin, walaupun dalam hati, dia sangat kecewa mengetahui agnes sudah menikah. “tidak apa-apa, jadi suamimu, choi siwon, anak pemilik departemen store itu?”, ucap lee seung di kemudian. “iya”. Jawab agnes singkat.
“maaf pertanyaanku sedikit pribadi, tapi kenapa kalian lebih memilih tinggal di apartemen daripada rumah?”, lee sunggi terlihat segan mengucapkan pertanyaannya. “oh, tidak apa-apa, itu karena kami memang lebih senang tinggal di apartemen kecil seperti ini, lagi pula, tempat ini lebih sering kosong daripada berpenghuni karena kami berdua sibuk.
Lee seung gi melirik jam ditangannya. Menyadari malam semakin larut, ia pun berpamitan untuk pulang. Agnes mengantarnya sampai ke depan pintu. Namun tiba-tiba saja, pandangan agnes gelap dan dalam sekjap, ia tidak sadarkan diri.
***
Agnes membuka mata dan mendapati dirinya di ranjangnya. Ia masih merasa sedikit pusing, ia berusaha untuk bangun, namun tiba-tiba saja, lee seung gi yang sedang membawa bubur di tangannya menghalangi agnes untuk bangun. “kau jangan bangun dulu nes, kamu harus istirahat, biar aku mengambilkan apa yang kau perlukan”, ucap lee seung gi dan meletakkan bubur yang ada di tangannya.
Agnes kembali berbaring. “aku kenapa?”, tanya agnes lemas. “semalam kamu pingsan nes, dokter sudah memeriksamu, dokter bilang kau terlalu kecapekan. “sekarang kau harus makan bubur ini dan setelah itu minum obat”. Lee seung gi mengambil bubur itu dan mengambilnya sesendok dan memberikannya kepada agnes.
“aku tidak lapar, aku makan nanti saja, agnes menutup mulutnya dan tidak mau menerima suapan yang diberikan lee seung gi. “ayolah nes, kamu harus makan, kalau kamu ingin segera sembuh”. Lee seung gi kembali menyodorkan bubur yang ada di tangannya.

Agnes akhirnya membuka mulutnya dan memakan bubur itu. “nah, gitu dong”, ucap lee seung gi tersenyum dan terus menyuapi agnes. “suamimu kemana nes? Kamu harus memberi tahu dia kalau kamu sakit”, ucap lee seung gi di sela-sela kegiatannya menyuapi agnes.
Agnes hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan lee seung gi. Meihat agnes terdiam, lee seung gi akhirnya mengalihkan pembicaraannya ke hal yang lain. “aku akan pulang ke rumah sebentar nes, aku mau mengganti pakaianku, dari semalam aku hanya memakai ini, nanti aku akan kembali lagi ke sini, ucap lee sung gi setelah selesai menyuapi agnes.
“iya tidak apa-apa, pulanglah, kau tidak perlu kembali lagi ke sini, aku sudah merasa lebih baik”.
“tapi nes”.
“tidak apa-apa, aku sudah merasa lebih baik, terima kasih sejak semalam, kau sudah menungguku, aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu padaku”, ucap agnes tersenyum.
“baiklah kalau begitu, aku pulang dulu nes, jaga baik-baik dirimu di rumah”. Aku pulang dulu”. Lee sung gi akhirnya meninggalkan apartemen itu.
Agnes mengambil ponselnya. Ia ingin menelfon suaminya dan mengatakan kalau dia sakit, ia sangat merindukan suaminya. Ia berfikir sejenak dan kemudian mengurungkan niatnya.
Agnes berusaha bangun dari tidurnya ketika mendengar ada sesorang masuk ke apartemennya. Lengkungan indah terbentuk di bibir agnes, ketika ia melihat yang datang adalah suaminya.
“aku ingin mengambil sesuatu”, ucap siwon yang melihat agnes datang menghampirinya. Siwon menggunakan alasan itu, padahal dia ingin melihat keadaan istrinya. Siwon melihat wajah agnes yang begitu pucat. Dia ingin memeluk istrinya dan menanyakan apa yang terjadi dengan agnes sehingga wajahnya pucat namun ia mengurungkan niatnya.
“aku pergi, ucapnya setelah mengambil sesuatu dari lemari pakaiannya. Ketika ia sudah sampai di dekat pintu apartemennya, agnes memeluknya dari belakang. “jangan pergi ucapnya lirih. Siwon diam tak bergeming.
“apa kau pernah merahasiakan sesuatu dariku?” ucap siwon tiba-tiba. Agnes kaget dan melepaskan pelukannya dari suaminya. “apa maksudmu?”, ucapnya terbata. “apa kau merahasiakan sesuatu dariku?”, siwon kembali mengulangi ucapannya.
Agnes mencoba mengingat apa yang sudah ia sembunyikan dari suaminya. “apakah dia sudah mempunyai rencanaku dengan tiffany?”, gumamnya dalam hati. Karena dia tidak merahasiakan apapun. Hanya itu hal yang tidak diketahui oleh suaminya.
Melihat agnes yang tidak mau membuka suaranya, siwon kembali melanjutkan langkahnya. “tunggu!”, ucap agnes tiba-tiba yang membuat siwon tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“iya, aku memang punya satu rahasia yang tidak pernah kukatakan kepadamu, namun walaupun aku mengatakannya kepadamu, tidak akan mengubah segala sesuatu yang sudah terjadi”, ucap agnes terbata. “katakana saja!”.
“Aku yang menyuruh tiffany untuk tidur denganmu. Aku yang menyuruhnya menjebakmu. Rahang siwon mengeras mendengar pengakuan istrinya. Agnes kembali melanjutkan kalimatnya. “tapi tidak ada lagi gunanya sekarang, kau sudah menikah dengan tiffany. Air mata agnes mulai jatuh membasahi pipinya.
Siwon membalikan badannya dan menatapnya tajam. Agnes hanya menunduk dan tidak berani memandang wajah suaminya. “tatap wajahku!”, ucap siwon dengan suara tinggi. Namun agnes masih juga menunduk.
“aku bilang tatap wajahku!”, ucap siwon dengan suara yang lebih tinggi. Agnes mengangkat kepalanya dan memandang mata suaminya yang sudah menatapnya dengan tajam, dan terlihat kekecewaan di matanya. “katakan bagaimana perasaanmu setelah melihatku menikah dengan tiffany?!”. Siwon membentak istrinya. “sangat sakit”, ucap agnes dengan berlinang air mata.
Siwon membalikkan badannya dan mengusap wajahnya dan kembali membalikkan badannya berbicara kepada agnes, “apa kau tidak menyadari rencanamu itu sangat gila huh?”. Ucapnya frustasi. “aku tau itu gila, tapi hanya itu yang bisa ku lakuakan untuk membahagiakan keluarga ini”.
Siwon memegang kedua bahu istrinya dan menggoyangkannya, “membahagiakan kamu bilang? Aku hampir gila karena rencana konyolmu ini!. Apa kau tidak tahu betapa frustasinya aku ketika mengetahui kalau aku sudah menodai tiffany”. Siwon melepaskan pegangannya di bahu istrinya dan kembali berucap, “dan kau tahu apa yang membuatku frustrasi huh?. Aku takut kehilanganmu agnes, aku takut kau meninggalkan aku!, ucap siwon menekankan kalimat terakhirnya.
“maafkan aku hon, aku tidak tahu rasanya sakit seperti ini, aku tidak tahu kau begitu frustasi dengan rencanaku, yang ada difikiranku hanya ingin membahagiakan appa dan eomma”. Tangis agnes pecah, ia berlutut karena tidak sanggup lagi berdiri.
“kau memikirkan perasaan appa dan eomma, tapi kau tidak memikirkan persaanku, suamimu sendiri yang hampir gila karena rencana mu itu!”. Siwon kembali melanjutkan langkahnya keluar dari apartemen itu. Agnes yang menyadari siwon ingin pergi kembali menahannya dengan memeluknya dari belakang. “jangan pergi hon”, ucapnya. Namun siwon melepaskan kedua tangan istrinya dan kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan istrinya yang terus memanggil namanya.
***
siang itu, siwon meeting bersama kliennya. Setelah meeting selesai, ia hanya tinggal bersama salah satu kliennya. Ketika siwon ingin berjalan ke luar dari ruangan itu, pria itu memanggilnya dan mendekatinya.
“maaf tuan choi, kenalkan nama saya lee sung gi.
“oh iya, panggil saja siwon. ada apa?”.
“begini siwon, saya bukannya mau ikut campur dalam rumah tangga anda. Tapi dua hari yang lalu, istri anda, agnes monica pingsan di apartemennya”. Rahang siwon mengeras mendengar penjelasannya lee seung gi, bagaimana bisa dia sebagai suaminya sendiri tidak tahu kalau istrinya sakit? Dan bagaimana bisa lee seung gi bisa mengetahui agnes  pingsan di apartemennya?”. Siwon mulai curiga.
Melihat wajah siwon yang menatapnya curiga, lee seung gi dengan buru-buru melanjutkan penjelasannya. “jangan salah paham dulu, aku tidak sengaja bertemu istri anda di sungai han dan malam itu, aku mengajaknya keluar jalan-jalan, walaupun dia menolaknya aku tetap saja memaksanya, aku tidak tahu kalau ternyata dia sudah menikah dengan anda. Aku meninggalkannya dalam keadaan yang masih kurang sehat saat itu, aku menawarkan diri untuk datang kembali dan merawatnya, tapi dia malah menolak tawaranku.
“bagaimana keadaan istri anda sekarang sekarang?”. Siwon tidak menjawab lee seung gi dan berlalu meninggalkannya.
***
Di ruangan kerjanya, siwon sudah berusaha untuk berkonsentrasi pada berkas-berkas yang ada di depannya, tapi tetap saja pikirannya terus tertuju kepada istrinya. Ia memang melihat istrinya pucat ketika kembali ke apartemenya dengan agnes. Namun rasa kesalnya kepada istrinya membuatnya enggan untuk menjenguk istrinya.
Tapi, walaupun ia mencoba untuk membuang kekhawatirannya, tetap saja ia tidak bisa berkonsentrasi. Akhirnya ia meraih kunci mobilnya dan mengambil mantelnya dan berjalan menunuju bagasi.
Di apartemen, agnes sedang memegang perutnya, wajahnya merengut menahan sakit. Ia tidak mengerti apa yang terjadi dengan perutnya, sampai akhirnya ia melihat bercak merah di ranjangnya. Ternyata ia sedang datang bulan.
Ia berusaha bergerak ke box pakaian dalamnya untuk mengambil pembalutnya, ia sudah mencari-carinya, sampai-sampai ia menumpahkan box pakaian dalamnya, namun ia tidak menemukan benda yang dicarinya.
Agnes tidak tau lagi harus meminta tolong kepada siapa, biasanya kalau itu terjadi, pasti ia akan menyuruh suaminya untuk membelikannya, tapi sekarang ia tidak mungkin menyuruh suaminya, dia berfikir suaminya pasti masih sangat kesal kepadanya.
Akhirnya ia meraih ponselnya dan menelfon seseorang. “halo”, terdengar suara seseorang mengangkat telfonnya. Halo, ini aku, tolong kamu belikan pembalut untuk wanita dan segera antar ke apartemenku”, ucap agnes sekuat tenaga sambil menahan rasa sakit di perutnya. “iya baiklah”. Lee seung gi langsung melajukan mobilnya menuju supermarket terdekat.  
***
Siwon yang sudah sampai di apartemenya dan agnes, ragu untuk masuk, ia berfikir lama, hingga akhirnya ia melihat lee seung gi datang teburu-buru membawa sebuah bungkusan plastik di tangannya.
Siwon dan lee seung gi saling bertatapan. Siwon menatap lee seung gi sinis. “apa yang kau lakukan malam-malam di apartemen seorang wanita yang sudah bersuami?”, tanya siwon sinis.
“jangan salah paham dulu siwon, agnes tadi menelfonku, dari suaranya terdengar ia begitu kesakitan, ia menyuruhku mengantarkan ini”. Lee seung gi memberikan pesanan agnes kepada siwon. “kalau kau sudah di sini, biar kau saja yang memberikannya”. Lee seung gi memberikannya kepada siwon dan langsung pergi.
Mengetahui istrinya yang sedang kesakitan, siwon dengan cepat membuka apartemennya. “awh”, perutku sakit sekali”, siwon mendengar rintihan agnes, yang membuatnya segera berlari menghampiri agnes.
Siwon melihat agnes sudah terkulai lemah di lantai sambil memegang perutnya. Dengan sigap ia langsung mengangkat istrinya ke ranjang.  Terbentuk lengkungan indah di bibir agnes, melihat suaminya yang begitu mengkhawatirkannya, walaupun sakit di perutnya masih terus membuatnya merintih.
“ini, aku bawakan pembalutmu, ucap siwon khawatir. Agnes mengambilnya dan mencoba turun dari  tempat tidur dan ingin berjalan menuju ke kamar mandi. Namun siwon yang melihat istrinya tidak sanggup berjalan, kembali mengangkat agnes dengan tubuh kekarnya ke kamar mandi.
“ganti lah”, ucap siwon kepada istrinya. “tolong kau ambilkan pakaian dalamku di box, ucap agnes lemas. “baiklah”.
Tidak membutuhkan waktu yang lama dan segera kembali ke kamar mandi. “gantilah”, ucap siwon dan tetap berdiri menghadap istrinya. ia khawatir kalau-kalau agnes jatuh tiba-tiba. Tapi agnes hanya diam saja dengan wajah menuduk dan belum juga bergerak melepaskan pakaiannya.
Siwon yang mengerti istrinya malu, akhirnya membalikkan badannya, “sekarang gantilah, ucapnya. Agnes berusaha memasang pembalutnya dan terkadang merintih menahan sakit di perutnya, siwon diam-diam mengintip ke belakang karena khawatir mendengar rintihan istrinya.
“aku sudah selesai, ucap agnes yang sudah selesai memasang pembalutnya. Siwon yang sejak tadi hanya berpura-pura membelakanginya, kembali mengangkat istrinya dan membaringkannya di ranjang.
Siwon segera mengambilkan air hangat untuk istrinya dan segera memberikannya kepada istrinya. Siwon seperti orang kesurupan, berlari kesana-kemari karena begitu mengkhawatirkan istrinya.
Melihat istrinya yang masih terus meringis, ia akhirnya naik ke ranjang dan menarik istrinya ke dalam pelukannya, ia membantalkan salah satu tangannya sebagai tempat bersandar istrinya dan mengurut, lebih tepatnya membelai perut istrinya. Itu adalah rutinitas yang selalu dilakukannya ketika istrinya seperti itu.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, istrinya sudah berhenti meringis. Raut kekhawtiran di wajah siwon akhirnya hilang melihat istrinya yang sudah membaik. Ia membelai rambut istrinya lembut.
Agnes menutup mata merasakan belaian suaminya, agnes begitu terharu melihat suaminya yang begitu mengkhawatirkannya. Siwon tak pernah berubah, selalu saja khawatir berlebihan ketika dia seperti itu, walaupun sejak dulu agnes sering kali mengatakan kalau siwon tidak perlu khawatir karena itu biasa terjadi pada wanita, tapi siwon tetap saja seperti itu, mengkhawatirkannya.
Agnes membuka matanya dan mendongkakkan kepalanya, kemudian tersenyum memandang suaminya. “perutmu sudah membaik?”, tanya siwon ketika mata mereka bertemu. “iya sudah”, jawab agnes tersenyum ringan. “kau selalu khawatir berlebihan seperti itu”, ucap agnes manja.
“aku juga tidak mau seperti ini, ini hanya gerakan reflex yang datang dari tubuhku”. Ucap siwon serius. “terima kasih hon, karena selalu mengkhawatirkanku”, ucap agnes memandang suaminya dengan tatapan dalam. “iya”. Jawab siwon singkat namun tetap membelai rambut istrinya.
***
Pagi itu, agnes bangun dan tidak mendapati suaminya ada di sampingnya, ia berfikir mungkin suaminya sudah kembali ke apartemen tiffany. Namun ia terkejut ketika melihat suaminya sudah datang membawakannya semangkuk bubur dan segelas air.
Agnes bangun dan membaringkan badannya di dasbor. Siwon duduk di ranjang dan mulai menyuapi istrinya. wajah siwon hanya datar. Tidak ada senyum di wajahnya, namun juga tidak terdapat kekesalan.
Mereka berdua tidak bicara sepatah katapun sampai akhirnya agnes kenyang. “aku sudah kenyang hon”, ucap agnes yang membuat siwon menghentikan kegiatannya menyuapi istrinya.
Siwon meletakkan mangkuk itu dan mengambil gelas yang berisi air dan memberi minum istrinya. Aku sudah membuatkanmu air hangat, kau bisa berjalan sendiri ke kamar mandi?”. Agnes menjawab suaminya dengan mengangguk.
Agnes keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk yang bertengger di tubuh mungilnya. Agnes mendapati suaminya masih duduk di ranjang. Agnes melepaskan pakaiannya dengan santai dan mengganti pakaiannya di depan suaminya. Ia tidak tahu tubuh siwon sudah menegang memandang tubuhnya yang tidak berbalut apa-apa.
Siwon membalikkan badannya ke arah lain, agar ia bisa menahan keinginannya untuk menyerang istrinya. Akhirnya agnes selesai mengenakan semua pakaiannya. Agnes duduk di meja rias dan mulai mengeringkan rambutnya dengan hair dryer yang ada di situ.
“kau tidak istirahat hon, kau sudah menjagaku dari semalam, kau pasti capek”, ucap agnes di sela-sela kegiatannya. “aku tidak capek”, jawab siwon singkat. “kau tidak kembali ke apartemen tiffany?”, ucap agnes dengan nada berat. Sebenarnya ia tidak ingin menanyakan hal itu kepada suaminya, hatinya begitu sakit hanya dengan mengingat kenyataan bahwa suaminya sudah menikah dengan tiffany.
“kau tidak suka melihatku di sini?”, baiklah aku akan pergi”. Siwon bangkit dari ranjang dan melangkahkan kakinya. Agnes dengan segera meletakkan hair dryer yang ada di tangannya dan menahan suaminya untuk pergi. “bukan begitu maksudku hon, aku hanya kasihan pada tiffany yang sedang hamil, tidak ada yang menjaganya. “baiklah”. Siwon akhirnya pergi dari apartemen itu dengan kesal.
Agnes kembali dihantui rasa bersalah. “apakah apa yang kulakukan sekarang ini benar?, atau aku malah semakin menyakiti suamiku?”, gumam agnes dalam hati.
***
Beberapa hari di  apartemen, agnes merasa begitu kesepian. Ia begitu tersiksa suaminya tidak ada di sampingnya menemaninya tidur seperti biasanya. Malam itu, agnes memutuskan ke supermarket untuk membeli bahan-bahan memasak di apartemennya yang sudah menipis.
Ketika sedang asik memilih barang yang ingin dibeli, pandangan agnes tiba-tiba terfokus kepada seseorang yang juga sedang sibuk memilih barang yang ingin dibelinya. “bukankah itu tiffany?”. Agnes mengernyitkan matanya dan  menatap tiffany lebih fokus lagi. “iya, itu benar tiffany, aku tidak mungkin salah”, ucapnya dalam hati.
Agnes menghampiri tiffany. “hai tiff, apa kabar?”. Tiffany mengalihkan matanya dari barang-barang yang sedang dicarinya ke arah suara yang sedang menyapanya. Ia tersenyum melihat agnes yang ada di dekatnya.
“hai nes kabarku baik”, ucapnya tersenyum. “bagaimana kandunganmu?”, tanya agnes lagi, walaupun sebenarnya hati agnes sangat sakit menanyakan hal itu, tapi bagaimanapun juga itu adalah darah daging suaminya.
“siwon belum menceritakan semuanya kepadamu?”, tiffany malah balik bertanya kepada agnes. “menceritakan apa?”. Agnes bingung dengan apa yang dimaksud oleh tiffany. Lebih baik kita tidak bicara di sini, kita cari tempat lain saja”, ucap tiffany kemudian.
***
 Tiffany dan agnes sekarang sedang berada di salah satu kafe. “apa maksud perkataanmu tadi tiff?, tanya agnes yang sudah sangat penasaran. Begini nes, “…”
Flashback
Sebelum menuju ke pelaminan, tiffany meminta kepada orang tuanya agar ia diberi waktu bicara dengan siwon empat mata. Tiffany melihat wajah siwon begitu frustasi, ia dapat melihat siwon sangat terpaksa melaksanakan pernikahan itu.
“apa kau tidak bahagia dengan pernikahan ini?”, tanya tiffany. Siwon tidak menjawabnya, tapi sangat jelas terlihat di wajahnya kalau ia sama sekali tidak menyukai pernikahan itu. Kalau bisa ia ingin mengatakan tidak kepada tiffany, tapi siwon berfikir bahwa tidak ada gunanya ia mengatakan itu, bagaimanapun juga, ia harus menikahi tiffany.
“aku ingin mengatakan sesuatu hal kepadamu sebelum upacara pernikahan kita dilaksanakan, aku memang senang dengan pernikahan ini, aku sangat mencintaimu sejak pertama kali bertemu denganmu, tapi aku tidak mau melihat orang yang aku cintai tersiksa gara-gara aku”, ucap tiffany panjang lebar.
“apa maksudmu tiff?”, tanya siwon bingung. Tiffany menarik nafasnya dalam dan mulai memberi penjelasan. “Aku sebenarnya tidak hamil”. Siwon terkejut bukan main mendengar pernyataan tiffany. Namun siwon tidak mengucapkan apa-apa, ia ingin mendegarkan semua penjelasan tiffany.
Tiffany melanjutkan penjelasannya. “sebenarnya malam itu kita tidak melakukan apa-apa, aku menyuruh orang lain yang membuka pakaianmu. Sebenarnya, sebenarnya…”, tiffany ragu melanjutkan kalimatnya.
“sebenarnya apa tiff? Ayo katakana?!”, siwon memaksa tiffany. Sebenarnya ini semua rencanaku dan istrimu, istrimu memintaku untuk mendekatimu, dan kalau aku tidak berhasil, dia menyuruhku melakukan cara itu”. “apa?!!, jadi agnes yang merencanakan semua ini?!”, siwon membentak tiffany yang membuat tiffany tersentak karena teriakan siwon.
“istrimu tidak salah, dia hanya ingin membahagiakan keluarga kalian”. Tiffany kembali berbicara gugup karena takut akan kembali dibentak oleh siwon. “aku menghargai segala kejujuranmu tiff, tapi maaf aku tidak bisa menikah denganmu”. Siwon pergi meninggalkan tiffany di ruangan itu. Siwon memberi penjelasan kepada orang tua mereka, sehingga pernikahan mereka dibatalkan, walaupun tamu yang datang menghujat mereka.
Flashback End
“begitu nez”, ucap tiffany mengakhiri kalimatnya. Agnes masih tercengang dengan penjelasan tiffany. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. “jadi kau tidak hamil tiff?”. Agnes akhirnya mengeluarkan suara setelah diam beberapa saat. “iya nes, maafkan aku, aku melihat siwon tidak mau menikah denganku karena dia takut kehilanganmu, hingga akhirnya aku menggunakan cara itu agar dia mau. Dan aku sebenarnya mencintai siwon”.
Agnes tertegun mendengar kalimat terakhir tiffany. “Jadi kau mengatakan kau hamil supaya siwon menikahimu karena kau mencintainya sejak awal?”, ucap agnes dengan pandangan tak percaya kepada tiffany. “iya nes, maafkan aku, tapi aku menyadari siwon tidak bisa membagi cintanya perempuan lain nes, dia sangat mencintaimu”, ucap tiffany dengan penuh rasa bersalah.
“kau tidak perlu meminta maaf, ini semua terjadi karena kesalahanku. “jadi selama ini siwon tidak tinggal di apartemenmu?”.
“tidak nes”. Ucap tiffany. Agnes memandang mata tiffany, sama sekali tidak ada kebohongan di sana. Agnes berfikir sejenak dan akhirnya ia mengingat ada satu tempat yang harus ia datangi. “aku harus segera pergi tiff, terima kasih atas penjelasanmu”, ucap agnes dan langsung pergi meninggalkan tiffany.
***
Agnes sedang berusaha memasukkan password ke apartemen yang sudah lama tidak di datanginya itu. “ahh”, ia mendesah lega ketika ia bisa membuka apartemen itu. Ia langsung menuju ruang kamar apartemen itu dan tidak menemukan seorangpun di sana. Agnes hendak pergi, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.
Ia berjalan mundur dan mendapati siwon yang hanya berbalut handuk dan memakai handuk kecil untuk mengeringkan kepalanya.  “kau”, mereka berucap serentak. “apa yang kamu lakukan di sini?”, tanya siwon akhirnya mendahului agnes. “seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau ada di sini?”, kau bilang akan ke rumah tiffany?”, agnes balik bertanya.
Siwon tidak menggubris pertanyaan istrinya dan berjalan menuju lemari pakaiannya melewati istrinya. Siwon mulai memilih pakaian yang ingin dipakainya. “jawab aku!”, ucap agnes memohon tapi terkesan membentak suaminya.
Siwon berjalan mendekati istrinya, “jawab, apalagi yang harus ku jawab huh? Kau telah merencanakan hal konyol itu yang membuatku hampir gila, sekarang apa lagi yang harus ku jawab? Katakan?!”. Emosi siwon ikut naik.
“kau tidak mengatakan kalau kau sudah mengetahui semuanya dari tiffany, kau membiarkan aku terpuruk dalam kesedihan karena berfikir kau telah menikah dengan tiffany, kau jahat”. Air mata agnes sudah mengumpul dan bersiap untuk jatuh.
“kau bilang aku jahat?!”. Siwon mengarahkan telunjuknya ke arahnya dan mendekatkan wajahnya ke istrinya, kemudian melanjutkan kalimatnya. “aku hanya ingin tahu apakah kau masih mencintaiku, apakah kau akan merindukanku ketika aku tidak berada di sampingmu. Hatiku jadi ragu ketika mengetahui rencana konyolmu itu”, ucap siwon lirih.
Agnes tersentak. Ia menyadari betapa ia sudah menyakiti suaminya. Ia memang sakit karena telah dibohongi oleh suaminya, namun rasa sakitnya itu sama sekali tidak sebanding dengan apa yang sudah dirasakan suaminya.
Agnes menangkup wajah suaminya. “maafkan aku, istrimu yang tidak berguna ini, yang selalu mengambil keputusan yang menurutku baik, tapi malah membuatmu sakit. “maafkan aku sayang”, aku sangat menyesal, aku tidak tau harus mengucapkan apalagi padamu.
Agnes menjinjitkan kakinya dan memberikan kecupan sekilas kepada suaminya. “mengapa aku tidak menyadari suamiku sama seperti malaikat yang selalu sabar menghadapiku, tapi aku selalu egois dengan keinginanku sendiri, aku sangat mencintaimu sayangku, jika ada kata yang lebih dari itu untuk mengungkapkan cintaku, aku pasti akan mengucapkannya”. Ucap agnes dan memeluk tubuh suaminya.
Siwon melepaskan pelukannya dan menatap istrinya dalam, “kau janji tidak akan mengambil keputusan sendiri lagi sebelum membicarakannya denganku?”, ucap siwon seperti seorang ayah yang sedang menasehati anak perempuannya. Tanpa berfikir panjang agnes langsung menjawabnya, “aku janji sayang”.
Siwon mulai menciumi tengkuk istrinya. Agnes tahu suaminya pasti sudah sangat merindukannya. Siwon menghentikan kegiatannya menciumi tengkuk istrinya. Ia memandang istrinya, terlihat tatapan istrinya hanya pasrah. Siwon menangkup wajah istrinya dan mendaratkan bibirnya pada bibir merah istrinya.
Siwon sudah sangat merindukan  momen – momen seperti itu bersama istrinya. Agnes spontan melingkarkan tangannya di leher suaminya. Siwon mengangkat tubuh istrinya dan membaringkannya di ranjang king size mereka dan mulai melucuti  pakaian istrinya.
Agnes hanya pasrah dengan semua perlakuan suaminya. Tubuh mereka kini tidak berbalut apa-apa. Siwon menindih istrinya dan menggunakan sikunya untuk menahan tubuhnya.
Ia mulai memposisikan dirinya untuk memasuki istrinya.  Nafas agnes menderu, suaminya akan segera memasukinya. Walaupun mereka sudah melakukannya beberapa kali, agnes masih tetap saja merasa seperti ini baru pertama kali untuknya. Ia selalu merindukan sentuhan suaminya.
“ahh”, agnes mendesah ketika batang tubuh suaminya memasukinya. Siwon meraup bibir istrinya dan menggerakan pinggulnya secara teratur. “ahh, honey”, agnes kembali mengerang ketika batang tubuh suaminya tepat menyentuh tubuhnya di salam sana.
Agnes menggigit bibirnya dan tubuhnya menggeliat . Ia meremas sprei ranjangnya. “ah, siwonn, ehmm”, desahnya meremas rambut suaminya. Erangan agnes semakin menjadi ketika suaminya mengulum gundukan kembar miliknya.
Siwon menghentikan kegiatannya mengulum gundukan kembar itu dan memandang istrinya yang sudah berpeluh keringat. Mereka salling memandang, siwon menyatukan pelipisnya dengan pelipis istrinya dan terus menggerakan pinggulnya secara teratur.
Siwon sekali-kali merapikan rambut istrinya yang sudah menutupi wajahnya. “ahh”, mereka berdua akhirnya sampai.

One Month Later At Choi’s Family House
Agnes dan siwon mengunjungi kediaman tuan choi da nyonya choi. Agnes ragu-ragu untuk masuk karena ia masih segan karena telah mengecewakan mertuanya.
Di meja makan semuanya hening, yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan piring.
“ehem…”, bagaimana kabar kalian?”. Tuan choi mulai membuka suara.
“kami baik-baik saja appa”, jawab siwon setelah bertatapan dengan istrinya.
“kabar kalian bagaimana appa?”, tanya agnes.
“kami juga baik-baik saja”, jawab tuan choi tersenyum.
Sedangkan nyonya choi hanya diam menikmati makanannya.
“saya permisi sebentar ke belakang”. Agnes tiba-tiba saja merasa mual dan ingin muntah.
Siwon yang khawatir melihat istrinya mengikutinya dari belakang.
Di kamar mandi, siwon memijat-mijat leher agnes dan menepuk-nepuk punggungnya.
Nyonya choi tersenyum memandang agnes dan siwon ketika mereka kembali dari kamar mandi.
“kau harus segera memeriksakan istrimu ke dokter, mudah-mudahan kali ini tidak salah lagi”, ucap nyonya choi tersenyum.
***
“bagaimana keadaan istri saya dok?”.
“selamat tuan choi, anda akan segera menjadi ayah”, ucap dokter menjabat tangan siwon.
Siwon langsung memeluk agnes yang masih berbaring. “terima kasih sayang kau sudah memberikan malaikat kecil dalam keluarga kita”.
Agnes terseyum dengan mata yang berkaca-kaca. Akhirnya saat-saat yang ditunggu-tunggunya tiba.
Siwon langsung mengabari keluarganya.
“yeobseo eomma”.
“iya, bagaimana istrimu?”. Nyonya choi tidak mau basa-basi lagi karena sudah tidak sabar mengetahui kabar yang akan disampaikan siwon.
“istriku psitif mengandung eomma”.
“wahh, aku akan segera menjadi nenek”, kita akan segera punya cucu yeobo”. Teriak nyonya choi kegirangan. Siwon yang mendengar keluarganya begitu bahagia mendengar berita itu, menitihkan air mata.
“dengar baik-baik siwon, jaga istrimu, jangan biarkan dia kecapekan”. Nyonya choi memberikan wejangan-wejangan kepada siwon. Nyonya choi begitu protektf terhadap calon cucunya.
Agnes yang menguping pembicaraan mereka senyum-senyum sendiri melihat reaksi mertuanya yang berlebihan.
5 Months Later
“kau tidak usah menghadiri acara itu hon”, kasian anak kita yang ada dalam kandunganmu”, ucap siwon yang sedang memakai dasinya.
Agnes menghampirinya. “tidak apa-apa hon, ini acara Grammuy Award. Kau tau kan itu mimpiku dari dulu”. Agnes membereskan dasi suaminya.
“tapi hon, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada anak kita?”.
“kau tenang saja, aku pasti akan menjaganya dengan baik”.
“kalau begitu, aku ikut, aku takut kau kenapa-napa”.
“baiklah sayang terserah kamu saja”. Ucap agnes dan mengecup bibir suaminya.
***
“and the new comer female singer of the year goes to….Agnes Monica”.
Terdengar suara gemuruh tepuk tangan yang mengiringi agnes ketika ia berjalan menuju panggung untuk merima penghargaannya. Agnes yang memakai gaun merah semata kaki melemparkan senyumnya ke semua audience yang ada di ruangan itu.
“first of all, I wanna say thank you to my Lord. Thank you for my family. My husband that always there for me. I love you so much hon”, ucap agnes sambil menatap ke arah siwon. I dedicate this award for all of my supporters, NIC  and for my litte angel who will be born to the world soon”, ucap agnes memegang perutnya.
“thank you so much everyone! DREAM, BELIVE AND MAKE IT HAPPEN, ucap agnes mengakhiri pidatonya.
Nyonya choi dan tuan choi yang menonton acara itu, sangat bangga terhadap menantunya. Nyonya choi jadi merasa bersalah karena kesal kepada agnes dulu. Nyonya choi bisa merasakan betapa berartinya penghargaan itu bagi menantunya.
Member suju yang menonton acara itu pun merasa kagum melihat agnes.
4 Months Later
“emhhh, huh, huh”, “ayo nyonya sebentar lagi”. Agnes memegang tangan siwon erat.
“ayo hon, kau bisa, kau wanita yang kuat”. Siwon memegang tangan istrinya erat dan terus memberi semangat kepada istrinya.
“uek..uek…uek” akhirnya bayi laki-laki yang sudah begitu diharapkan lahir ke dunia.
Siwon menggendongnya setelah suster membersihkannya.
“anak kita laki-laki hon”. Matanya mirip denganmu”. Siwon menunjukannya kepada agnes. Siwon menggendongnya dengan sangat hati-hati. Agnes tersenyum kepada siwon. siwon mengecup kening istrinya”. Kau sangat hebat sayang”, ucapnya kembali.
Tuan choi, nyonya choi dan jiwon yang baru tiba di rumah sakit langsung menuju ruangan tempat cucunya berada. Tuan choi, nyonya choi, jiwon dan siwon menatap cucu mereka dari kejauhan melalui kaca ruangan bayi.
“cucuku begitu tampan”, ucap nyonya choi menitihkan air mata.
“siapa dulu kakeknya”, balas tuan choi dengan terharu memegang bahu istrinya.
“kalian semua salah, dia mirip denganku”. Ucap jiwon manja.
“dia lebih mirip denganku, kan aku ayahnya”, ucap siwon.
“tidak. Pokoknya dia mirip denganku titik”. Ucap jiwon kesal dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
“iya, iya dia mirip denganmu”, ucap nyoya choi kepada jiwon untuk menengahi pertengkaran jiwon dengan oppanya.

====The End====


0 komentar:

Posting Komentar