Author : Sera Phine Choi
Genre : Romance, Sad, Married Life
Length : Chapter
Rating : NC 21
Cast : ─ Choi Siwon as himself
─
Agnes Monica as herself
Other cast :
Find by yourself
===Part 8===
Semenjak
kejadian itu, siwon dan tiffany jadi janggung ketika bertemu. Siwon ingin
bertanggung jawab atas perbuatannya, tapi dia bingung apa yang harus ia katakan
kepada agnes.
***
Setelah
tiga bulan berada di LA, agnes kembali ke korea. Malam itu, siwon dan agnes
hanya terdiam di meja makan. Agnes merasa bingung dengan sikap siwon, tidak
biasanya dia seperti itu.
Siwon
begitu bingung. Hatinya berkata kalau dia harus jujur kepada agnes. Namun
pikirannya berkata tidak. Siwon takut agnes akan meninggalkannya jika ia jujur.
Tapi bagaimana dengan tiffany yang sudah ia nodai?”.
Di
tempat tidur, siwon begitu gelisah. Dia sudah merubah posisi tidurnya beberapa
kali, namun dia tetap saja tidak bisa tidur. Agnes yang melihat siwon gelisah,
akhirnya terbangun.
“ada
ap hon? Sepertinya kau sangat gelisah”.
“tidak
apa-apa”. Ucap siwon.
Agnes
kemudian kembali memejamkan matanya.
“aku
ingin mengatakan sesuatu kepadamu”.
Agnes
kembali membuka matanya.
“apa?
Katakanlah”.
Siwon
begitu bingung harus memulai penjelasannya dari mana. Namun ia mengumpukan
segala keberaniannya untuk memberi penjelasan kepada istrinya.
“sebulan
yang lalu, aku terbangun dari tidurku dan mendapati diriku di apartemen
tiffany. Aku..aku tidak berbalut apa-apa, demikian juga dengan tiffany.
Kami…kami..”.
“arrghh!”.
Kenapa itu bisa terjadi?!”. Siwon bangun dari tidurnya, ia mengerang frustasi
sambil meninju kepalanya berkali-kali, air matanya sudah membasahi wajahnya.
Agnes
begitu terkejut dengan pernyataa suaminya, ia memang merencanakan semua ini,
tapi ia tidak menyangka rasa di hatinya akan sesakit itu setelah itu terjadi. Agnes
mencoba mengeluarkan suara walaupun tenggorokannya terasa tercekat.
“sudahlah!
Kau tidak usah menyiksa dirimu seperti itu!, nasi sudah menjadi bubur...”. ucap
agnes yang sudah berurai air mata. “kau harus bertanggung jawab”.
Agnes
ingin beranjak pergi dari ranjang dan meninggalkan siwon, tapi siwon segera
menangkap pinggangnya dan meletakkan kepalanya di punggung istrinya. “jangan
tinggalkan aku, aku mohon?”, ucap siwon dengan berlinang air mata. Agnes
melepaskan pegangan siwon dan berlalu pergi.
***
Siang
itu, siwon dan tiffany makan siang bersama. Mereka berdua begitu janggung. Namun
siwon akhirnya memulai pembicaraan mereka.
“aku
bingung apa yang harus ku lakukan sekarang tiff. Aku ingin bertanggung jawab,
tapi aku.. aku takut agnes akan meninggalkanku”.
Siwon
hanya melihat tiffany diam tak bergeming, hingga akhirnya tiffany mengeluarkan
kalimat yang membuatnya jantungnya seakan-akan berhenti berdetak.
“tapi
aku hamil siwon”, ucap tiffany dengan mata berkaca-kaca.
Mata
siwon melebar, seakan-akan bola matanya ingin keluar mendengar ucapan tiffany. “apa?
Kau hamil?!, ucapnya frustasi.
Tiffany
hanya mengangguk. Siwon kembali meremas rambutnya frustasi tanpa memperdulikan
orang-orang di sekitarnya yang memandangnya heran.
***
Di
malam hari, agnes mengunjungi apartemen tiffany. Sebenarnya agnes tidak sanggup
bertatap muka dengan tiffany, hatinya begitu sakit. Tapi bagaimanapun juga, itu
adalah bagian dari rencana mereka.
“terima
kasih, kau sudah menjalankan rencana kita dengan baik”. Ucap agnes.
“aku
hanya ingin membantumu”, ucap tiffany.
“siwon
mengatakan kalau kau hamil, Apakah itu benar?”
“iya”.
Agnes
langsung memeluk tiffany. “terima kasih telah membantuku, aku tidak akan pernah
melupakan kebaikanmu”.
At Choi’s Family House
“plakk”.
Tamparan tuan choi melayang di pipi siwon. Agnes dan nyonya choi yang ada di
situ hanya bisa tertunduk.
“apa
yang sudah kau lakukan?! Aku tidak pernah mengajarkanmu melakukan hal geji
seperti itu! Dasar kau anak kurang ajar!”. Tuan choi ingin kembali menampar
siwon, tapi dihalangi oleh agnes dan nyonya choi.
“kau
harus segera menikahinya!”. Tuan choi lalu pergi meninggalkan mereka semua.
At siwon agnes
apartement
Pernikahan
tiffany dan siwon akan dilaksanakan seminggu lagi. Malam itu, agnes sedang
menyusun semua barang-barangnya ke koper, dia tidak sanggup melihat pernikahan
suaminya dan tiffany. Sehingga ia memutuskan untuk kembali ke LA.
“kau
baru pulang dan ingin pergi lagi ?”. Siwon duduk di ranjang, memperhatikan
gerak-gerik agnes menyusun barang-barangnya.
“kau
dan tiffany akan menikah minggu depan, kau harus mempersiapkan dirimu”. Agnes
berucap tanpa menghentikan kegiatannya.
Siwon
yang berada didekat kopernya memegang tangan agnes yang membuat agnes
menghentikan kegiatannya. Mereka kemudian saling memandang.
“apa
kau tau aku sangat merindukanmu, huh?”, ucap siwon lirih.
“aku
ingin menyusun barang-barangku”. Agnes berusaha melepaskan tangannya dari
genggaman suaminya.
“apa
kau tidak merindukanku sama sekali, atau kau tidak mencintaiku lagi?”.
“kalau
aku tidak mencintaimu, tidak mungkin aku menikah denganmu”.
“kalau
begitu tinggal bebrapa hari lagi di sini, bantu aku menyelesaikan semua masalah
ini, jawab siwon lirih”.
Agnes
yang melihat siwon begitu frustasi memutuskan untuk tidak pergi malam itu.
“kau sudah mandi”, tanya agnes.
“kau sudah mandi”, tanya agnes.
“belum”.
Jawab siwon lemas.
“aku
akan menyiapkan air panas untuk kau mandi”.
Di
kamar mandi, agnes duduk dipinggir buthub dan memijat kepala siwon yang duduk
di buthub.
“kalau
tanganku terlalu keras menekan kepalamu, beri tahu aku”. Ucap agnes dan terus
memijat kepala suaminya.
“terima
kasih sayang, ini menghilangkan sedikit stressku”.
Agnes
terus memijat kepala dan leher siwon, sedangkan siwon hanya memejamkan mata.
“aku
sangat merasa bersalah kepadamu hon, aku juga tidak mengingat apa-apa malam
itu, kami hanya minum bersama, dan sepertinya aku minum terlalu banyak dan…”.
“arrghh!”. Siwon kembali mengerang frustasi.
Agnes
tidak menyangka siwon akan frustrasi seperti itu karena rencananya. Agnes
merasa bersalah telah membuat siwon seperti itu. Agnes memeluk leher siwon.
“kau tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu”, ucapnya mengecup kepala
siwon.
Siwon
merasakan kenyamanan dalam dekapan istrinya. Bebannya terasa berkurang karena
tangan istrinya yang melingkar di lehernya dan mendekapnya erat.
“terima
kasih untuk pengertianmu sayang, aku sangat takut kehilanganmu”. Siwon mengecup
punggung tangan agnes dan menggerakannya menyusuri wajahnya.
Agnes
merasa semakin bersalah dengan semua yang telah dilakukannya kepada suaminya.
Namun, tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Nasi sudah menjadi bubur. Agnes
tidak mungkin menyuruh siwon meniggalkan tiffany.
Jauh
dalam lubuk hati agnes yang paling dalam, ia begitu tersiksa dengan kenyataan
yang ada. Dia harus membagi suaminya dengan tiffany. Dan yang paling membuatnya
terpukul, tiffany bisa memberikan keturunan pada suaminya, sedangkan dia
bagaikan perempuan yang tidak berguna.
Ia
juga tidak mengerti apa yang salah dengan dirinya. Ia dan siwon sudah pergi
pergi berkali-kali ke dokter, tapi dokter mengatakan tidak ada yang salah
dengan mereka. Tapi, terbersit dipikiran agnes mungkin itu semua adalah karena
umurnya yang sudah semakin bertambah.
Agnes
sama sekali tidak rela membagi siwon dengan perempuan lain. Tapi mungkin cara
itu adalah cara yang paling tepat untuk membahagiakan mertua yang sangat
dicintainya.
Siwon
menarik agnes ke buthub dan mendudukannya di pangkuannya. Siwon menatap agnes
sendu, tersirat penyesalan yang sangat mendalam dari sorotan matanya. Dia tidak
tau bagaimana hari-harinya kelak ketika ia sudah menikah dengan tiffany.
“aku
adalah laki-laki paling jahat di dunia ini. Aku sudah mendapatkan istri sebaik
dirimu, tapi aku malah menyakitimu. Jangan pernah tinggalkan aku hon, aku
sangat mencintaimu”, ucapnya lirih, tanpa ia sadari air matanya sudah membasahi
pipinya.
Agnes
terenyuh melihat suaminya yang begitu mencintainya. Ia mengangkat tangannya dan
menghapus bongkahan air mata yang terus mengalir di pipi suaminya. “kau tenang
saja sayang, aku tidak akan pernah meninggalkanmu”. Agnes mengecup kening
suaminya. Agnes semakin dihantui rasa bersalah melihat suaminya yang seperti
itu.
One Week Later
Seorang
wanita cantik dengan gaun putih yang melekat ditubuhnya sedang memandang
dirinya di kaca. Terlihat senyum kebahagiaan dari bibirnya. Ia akan menikah
dengan orang yang ia cintai. Dia masih menganggap bahwa semua itu adalah mimpi.
Tak pernah terpikirkan olehnya, ia akan bersanding dengan orang yang sangat
dicintainya di pelaminan. Walaupun pernikahan itu dilakukan dengan diam-diam
dan tidak semeriah yang ia dambakan, itu tidak masalah baginya.
Di
ruangan lain, agnes sedang membantu suaminya merapikan jas hitam yang
dikenakannya. Tidak terlihat raut kesedihan di wajah agenes, namun juga tidak
terdapat raut wajah bahagia. Wajah agnes terlihat datar, walaupun jauh di dalam
lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat ingin menggagalkan pernikahan itu.
Siwon
dapat merasakan agnes begitu sakit dengan pernikahannya itu. Siwon menangkup
wajah istrinya. “maafkan aku hon”, ucapnya lirih. Agnes tak menanggapi ucapan
suaminya. “sudah selesai, kau kelihatan tampan sekali, ucapnya seakan-akan tak
mendengar permintaan maaf suaminya.
***
Agnes
duduk termenung di dekat sungai han, tempat yang selalu ia datangi untuk
menenangkan pikirannya. Agnes tidak sanggup menyaksikan suaminya bersanding
dengan wanita lain di altar pernikahan, itulah mengapa ia memutuskan untuk
pergi dan tidak mau melihat upacara pernikahan suaminya.
Agnes
begitu menyesal telah merencanakan semuanya. Ia baru menyadari ternyata ia
tidak sanggup membagi suaminya dengan orang lain. Tanpa ia sadari, air matanya
mengalir membasahi pipinya. Isakannya pun semakin menjadi-jadi karena tak tahan
lagi menahan rasa sakit di hatinya.
Isakannya
terhenti ketika ia menyadari ada tangan seseorang yang menyodorkan lipatan kain
kecil kepadanya. Ia mengangkat kepalanya dan ternyata seorang pria sedang
berdiri di dekatnya dan menawarkannya lipatan kain kecil itu. Agnes
memperhatikan wajah pria itu, terlihat raut kebingungan di wajah agnes karena
ia tidak mengenalnya. Namun agnes akhirnya menerima sapu tangan itu.
“boleh
aku duduk disini?”, ucap pria itu yang hanya disambut anggukan oleh agnes.
“sedang apa seorang gadis cantik sepertimu menangis sendirian di sini?”, ucap
pria itu dengan pandangan lurus ke depan. Agnes hanya diam dan tidak menjawab.
“kenalkan, namaku lee seung gi ucap pria
itu menyodorkan tangannya. Agnes menyambut tangannya, “agnes monica, panggil
saja agnes”, ucap agnes.
“jadi
agnes apa yang kau lakukan menangis sendirian di sini?”, tanya lee seung gi. “tidak apa-apa, aku hanya ingin
menenangkan pikiran saja”, jawab agnes singkat. “kau sendiri, sedang apa di
sini?”, agnes balik bertanya. “aku sudah lama tidak ke sini, dulu ini menjadi tempat
favoritku”, jawab lee seung gi tersenyum.
“memangnya
selama ini kamu dimana?”, agnes menoleh memandang lee seung gi. “aku baru
menyelesaikan S2 ku di New York dan baru kembali ke sini”. Agnes mengangguk
tanda ia mengerti.
“tempat
ini memang indah, tidak heran banyak orang ke sini untuk menenangkan pikiran”,
ucap lee seung gi. “iya kau benar sekali”, ucap agnes. Mereka saling melempar
senyum dan kembali menatap ke depan.
Agnes
akhirnya berdiri dari duduknya, “baiklah seung gi, sepertinya aku harus kembali
ke rumah, sampai ketemu lagi. Agnes berdiri dari duduknya dan ingin beranjak
pergi. “tunggu biar ku antar kau pulang”. Lee seung gi ikut berdiri.
“tidak
usah, nanti merepotkanmu, ucap agnes menolak. “tidak, aku tidak merasa
kerepotan”. Agnes hiruk pikuk, tidak tahu lagi harus menjawab apa. “ayolah!”, lee
seung gi kembali berucap. “baiklah”, ucap agnes akhirnya menyetujui.
Akhirnya
mereka sampai di apartemen agnes. “baiklah, aku masuk dulu, terima kasih untuk
tumpangannya”, ucap agnes tersenyum. Lee seung gi senyum membalas agnes,
“sama-sama nes, aku senang bisa mengantarmu.
“kalau
begitu aku masuk dulu”. Agnes keluar dari mobil lee seung gi dan membungkukkan badannya,
kemudian pergi memasuki apartemennya. Lee seung gi memandang agnes pergi
menjauh hingga tubuh agnes tak kelihatan lagi, kemudian melajukan mobilnya.
***
Agnes
terkejut ketika mendapati siwon ada di apartemen. Agnes melihat siwon sedang
sibuk menyusun barangnya ke koper. Wajah siwon terlihat datar dan lesu.
“kau
mau kemana hon? Kenapa kau memasukkan barangmu ke koper?”. Agnes duduk di
ranjang, di dekat koper yang sedang diisi suaminya.
“aku
mau ke apartemen tiffany, kau tidak apa-apa kan di rumah sendirian?”, jawab
siwon tersenyum ringan”.
“deg”,
jantung agnes seakan-akan berhenti mendengar ucapan suminya yang baru saja di
dengarnya. Namun ia tidak mempunyai hak untuk menghalanginya pergi. Karena
memang sudah seharusnya ia membagi siwon dengan tiffany.
Agnes
masih diam mematung tak bergeming, dadanya terasa begitu sakit. Jika ia bisa mengulang
waktu, ia tidak akan pernah membuat rencana gila itu. Air matanya sudah
mengumpul di matanya, siap untuk jatuh.
Namun
ia segera pergi dari suaminya dan menuju dapur. “aku mau mengambil minum dulu
ke dapur”, ucapnya berat dan mencoba sekuat tenaga menahan agar air matanya
tidak jatuh.
Air
matanya jatuh berhamburan di sepanjang jalan menuju dapur, sesampainya di dapur,
ia menghidupkan keran wastafel dapur, agar isakan tangisnya tidak terdengar. Ia
menangis sejadi-jadinya sambil menutup mulutnya.
“ini
semua kan rencanamu agnes!”, lirihnya dalam hati menyalahkan dirinya sendiri. Mendengar
langkah kaki suaminya yang berjalan mendekatiya, secepat kilat ia langsung
masuk ke dalam kamar mandi dapur, ia tidak mau siwon mengetahui kalau ia sedang
menangis.
Agnes
tidak tahu, kalau suaminya bukan anak kecil lagi, yang bisa dibohongi dengan
mudah. Siwon mengetahui kalau ia sedang menangis. Siwon yang tidak mendapati
istrinya ada di dapur, mengetuk kamar mandi yang ada di dekat dapur.
“kau
di dalam?, tanyanya sambil mengetuk pintu kamar mandi itu. “iya aku di dalam”.
Agnes mencoba menjawab senormal mungkin. “aku sudah selesai mengemasi barangku,
aku akan mau pamitan, mungkin beberapa hari lagi, aku akan kembali lagi ke
sini”, ucap siwon sambil menempelkan kupingnya pintu kamar mandi, untuk
mendengar jawaban yang akan diucapkan istrinya.
“kau
pergi saja, mungkin aku masih lama, ucap agnes sekuat tenaga menahan
tangisannya yang segera pecah. “baiklah kalau begitu, ucap siwon dan berlalu
pergi dengan kopernya.
Agnes
berlutut di kamar mandi dan menangis sejadi-jadinya. “apakah ini hukuman
untukku?, kenapa rasanya sakit sekali”, rintihnya.
***
Agnes
duduk di tempat tidurnya, ia terus memandang ranjang dimana suaminya selalu
menemaninya, tidak seperti malam itu, dia begitu kesepian dan mungkin akan
berlanjut ke malam-malam selanjutnya. Air matanya tak berhenti mengalir, ia
capek terisak karena terus menangis.
Namun
air matanya tak berhenti mengalir di wajahnya. Sampai akhirnya ia mengerjap
karena deringan ponselnya. Agnes mengangkat telefonnya. “halo nes, ini lee
seung gi, masih ingat kan?”, terdengar suara pria ditelfon langsung menyapanya.
“oh,
lee seung gi. Ada apa?”, jawab agnes serak. “aku sudah lama tidak jalan-jalan
di korea, kau mau tidak menemaniku?”, tapi, aku…”. Belum sempat agnes
melanjutkan kalimatnya, lee seung gi sudah memotongnya. “tidak ada tapi-tapian,
aku sudah menunggu di bawah, kau harus siap-siap dan segera turun.
Agnes
langsung berdiri dan berlari menuju kaca minimalis apartemennya, ia melihat lee
seung gi sedang melambaikan tangan padannya. “baiklah, aku akan turun”, ucapnya
dan menutup telefonnya.
Lee
sung gi membukakan pintu mobilnya untuk agnes, layaknya seorang pengawal yang
sedang mempersilahkan ratunya. Di
sepanjang perjalanan, agnes hanya terdiam saja, hanya lee seung gi yang
mengoceh sepanjang jalan, agnes hanya menjadi pendengar yang baik.
“aku
sudah dua kali bertemu denganmu dan dalam kedua pertemuan itu, aku selalu
melihat matamu sembab. Dan aku yakin, mata sembab itu pasti karena menangis.
Kamu kenapa nes?, kamu bisa menceritakan masalahmu kepadaku. Walaupun kita baru
saja kenal. Siapa tau aku bisa membantu”.
“aku
tidak apa-apa”, ucap agnes serak dan tersenyum ringan pada lee seung gi.
“baiklah kalau begitu. “kita mau kemana?”, tanya lee seung gi. Agnes memandangnya
heran dan berucap, “tapi kamu yang mengajak
aku keluar, kok malah bertanya kepadaku?”.
“baiklah,
kita nonton ke bioskop saja”, ucap lee seung gi antusias. Agnes hanya diam, ia
masih terlalu capek karena menangis. Ketika di bioskop pun, agnes tidak
menikmati filmnya. Ia hanya termenung, memikirkan suaminya.
Mereka
kemudian kembali ke apartemen agnes. “boleh aku mengantarmu ke depan pintu?”,
ucap lee seung gi. “tapi…, baiklah”. Agnes akhirnya mengajak lee seung gi masuk
ke apartemennya untuk minum kopi
sebentar.
Lee
seung gi berjalan menyusuri ruang tamu apartemen itu, sambil menunggu agnes
menyiapkannya kopi. Sampai ia akhirnya menemukan foto pernikahan agnes dengan
siwon. Ia begitu terkejut melihat foto pernikahan agnes dan suaminya. Matanya
mengernyit, melihat pria yang bersanding dengan agnes di foto.
Lee
seung gi merasa pria itu tidak asing baginya. Tanpa membutuhkan waktu lama, lee
seung gi dapat mengenali pria itu. Pria yang merupakan anak pengusaha terkenal
yang merupakan saingan perusahaannya, tepatnya perusahaan ayahnya.
Lee
seung gi lemas seketika, menyadari wanita yang diincarnya ternyata sudah
menikah dan menikah dengan seorang choi siwon. Tapi lee seung gi heran, kenapa
agnes dan siwon tinggal di apartemen, sedangkan bagi seorang choi siwon adalah
hal yang mudah untuk membelikan istrinya sebuah rumah mewah.
“ehem”.
Deheman agnes, menghentikan kegiatannya yang terus memandangi foto pernikahan
agnes dan siwon dan berfikir seperti orang yang sedang menganalisa sesuatu.
“ini kopinya”, ucap agnes meletakkannya di atas meja. “terima kasih nes, kau
sudah menikah?” tanya lee seung gi sambil berjalan duduk menuju sofa.
“iya,
kenapa?”, tanya agnes. Lee seung gi berusaha menjawab senormal mungkin,
walaupun dalam hati, dia sangat kecewa mengetahui agnes sudah menikah. “tidak
apa-apa, jadi suamimu, choi siwon, anak pemilik departemen store itu?”, ucap
lee seung di kemudian. “iya”. Jawab agnes singkat.
“maaf
pertanyaanku sedikit pribadi, tapi kenapa kalian lebih memilih tinggal di
apartemen daripada rumah?”, lee sunggi terlihat segan mengucapkan
pertanyaannya. “oh, tidak apa-apa, itu karena kami memang lebih senang tinggal
di apartemen kecil seperti ini, lagi pula, tempat ini lebih sering kosong
daripada berpenghuni karena kami berdua sibuk.
Lee
seung gi melirik jam ditangannya. Menyadari malam semakin larut, ia pun
berpamitan untuk pulang. Agnes mengantarnya sampai ke depan pintu. Namun
tiba-tiba saja, pandangan agnes gelap dan dalam sekjap, ia tidak sadarkan diri.
***
Agnes
membuka mata dan mendapati dirinya di ranjangnya. Ia masih merasa sedikit
pusing, ia berusaha untuk bangun, namun tiba-tiba saja, lee seung gi yang
sedang membawa bubur di tangannya menghalangi agnes untuk bangun. “kau jangan
bangun dulu nes, kamu harus istirahat, biar aku mengambilkan apa yang kau
perlukan”, ucap lee seung gi dan meletakkan bubur yang ada di tangannya.
Agnes
kembali berbaring. “aku kenapa?”, tanya agnes lemas. “semalam kamu pingsan nes,
dokter sudah memeriksamu, dokter bilang kau terlalu kecapekan. “sekarang kau
harus makan bubur ini dan setelah itu minum obat”. Lee seung gi mengambil bubur
itu dan mengambilnya sesendok dan memberikannya kepada agnes.
“aku
tidak lapar, aku makan nanti saja, agnes menutup mulutnya dan tidak mau
menerima suapan yang diberikan lee seung gi. “ayolah nes, kamu harus makan,
kalau kamu ingin segera sembuh”. Lee seung gi kembali menyodorkan bubur yang
ada di tangannya.
Agnes
akhirnya membuka mulutnya dan memakan bubur itu. “nah, gitu dong”, ucap lee
seung gi tersenyum dan terus menyuapi agnes. “suamimu kemana nes? Kamu harus
memberi tahu dia kalau kamu sakit”, ucap lee seung gi di sela-sela kegiatannya
menyuapi agnes.
Agnes
hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan lee seung gi. Meihat agnes terdiam,
lee seung gi akhirnya mengalihkan pembicaraannya ke hal yang lain. “aku akan
pulang ke rumah sebentar nes, aku mau mengganti pakaianku, dari semalam aku
hanya memakai ini, nanti aku akan kembali lagi ke sini, ucap lee sung gi
setelah selesai menyuapi agnes.
“iya
tidak apa-apa, pulanglah, kau tidak perlu kembali lagi ke sini, aku sudah
merasa lebih baik”.
“tapi
nes”.
“tidak
apa-apa, aku sudah merasa lebih baik, terima kasih sejak semalam, kau sudah
menungguku, aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu padaku”, ucap agnes
tersenyum.
“baiklah kalau begitu, aku pulang dulu nes, jaga baik-baik dirimu di rumah”. Aku pulang dulu”. Lee sung gi akhirnya meninggalkan apartemen itu.
“baiklah kalau begitu, aku pulang dulu nes, jaga baik-baik dirimu di rumah”. Aku pulang dulu”. Lee sung gi akhirnya meninggalkan apartemen itu.
Agnes
mengambil ponselnya. Ia ingin menelfon suaminya dan mengatakan kalau dia sakit,
ia sangat merindukan suaminya. Ia berfikir sejenak dan kemudian mengurungkan
niatnya.
Agnes
berusaha bangun dari tidurnya ketika mendengar ada sesorang masuk ke
apartemennya. Lengkungan indah terbentuk di bibir agnes, ketika ia melihat yang
datang adalah suaminya.
“aku
ingin mengambil sesuatu”, ucap siwon yang melihat agnes datang menghampirinya. Siwon
menggunakan alasan itu, padahal dia ingin melihat keadaan istrinya. Siwon
melihat wajah agnes yang begitu pucat. Dia ingin memeluk istrinya dan
menanyakan apa yang terjadi dengan agnes sehingga wajahnya pucat namun ia
mengurungkan niatnya.
“aku
pergi, ucapnya setelah mengambil sesuatu dari lemari pakaiannya. Ketika ia
sudah sampai di dekat pintu apartemennya, agnes memeluknya dari belakang.
“jangan pergi ucapnya lirih. Siwon diam tak bergeming.
“apa
kau pernah merahasiakan sesuatu dariku?” ucap siwon tiba-tiba. Agnes kaget dan
melepaskan pelukannya dari suaminya. “apa maksudmu?”, ucapnya terbata. “apa kau
merahasiakan sesuatu dariku?”, siwon kembali mengulangi ucapannya.
Agnes
mencoba mengingat apa yang sudah ia sembunyikan dari suaminya. “apakah dia
sudah mempunyai rencanaku dengan tiffany?”, gumamnya dalam hati. Karena dia
tidak merahasiakan apapun. Hanya itu hal yang tidak diketahui oleh suaminya.
Melihat
agnes yang tidak mau membuka suaranya, siwon kembali melanjutkan langkahnya. “tunggu!”,
ucap agnes tiba-tiba yang membuat siwon tiba-tiba menghentikan langkahnya.
“iya,
aku memang punya satu rahasia yang tidak pernah kukatakan kepadamu, namun
walaupun aku mengatakannya kepadamu, tidak akan mengubah segala sesuatu yang
sudah terjadi”, ucap agnes terbata. “katakana saja!”.
“Aku
yang menyuruh tiffany untuk tidur denganmu. Aku yang menyuruhnya menjebakmu.
Rahang siwon mengeras mendengar pengakuan istrinya. Agnes kembali melanjutkan
kalimatnya. “tapi tidak ada lagi gunanya sekarang, kau sudah menikah dengan
tiffany. Air mata agnes mulai jatuh membasahi pipinya.
Siwon
membalikan badannya dan menatapnya tajam. Agnes hanya menunduk dan tidak berani
memandang wajah suaminya. “tatap wajahku!”, ucap siwon dengan suara tinggi.
Namun agnes masih juga menunduk.
“aku
bilang tatap wajahku!”, ucap siwon dengan suara yang lebih tinggi. Agnes
mengangkat kepalanya dan memandang mata suaminya yang sudah menatapnya dengan
tajam, dan terlihat kekecewaan di matanya. “katakan bagaimana perasaanmu
setelah melihatku menikah dengan tiffany?!”. Siwon membentak istrinya. “sangat
sakit”, ucap agnes dengan berlinang air mata.
Siwon
membalikkan badannya dan mengusap wajahnya dan kembali membalikkan badannya
berbicara kepada agnes, “apa kau tidak menyadari rencanamu itu sangat gila
huh?”. Ucapnya frustasi. “aku tau itu gila, tapi hanya itu yang bisa ku
lakuakan untuk membahagiakan keluarga ini”.
Siwon
memegang kedua bahu istrinya dan menggoyangkannya, “membahagiakan kamu bilang?
Aku hampir gila karena rencana konyolmu ini!. Apa kau tidak tahu betapa
frustasinya aku ketika mengetahui kalau aku sudah menodai tiffany”. Siwon
melepaskan pegangannya di bahu istrinya dan kembali berucap, “dan kau tahu apa
yang membuatku frustrasi huh?. Aku takut kehilanganmu agnes, aku takut kau
meninggalkan aku!, ucap siwon menekankan kalimat terakhirnya.
“maafkan
aku hon, aku tidak tahu rasanya sakit seperti ini, aku tidak tahu kau begitu
frustasi dengan rencanaku, yang ada difikiranku hanya ingin membahagiakan appa
dan eomma”. Tangis agnes pecah, ia berlutut karena tidak sanggup lagi berdiri.
“kau
memikirkan perasaan appa dan eomma, tapi kau tidak memikirkan persaanku,
suamimu sendiri yang hampir gila karena rencana mu itu!”. Siwon kembali
melanjutkan langkahnya keluar dari apartemen itu. Agnes yang menyadari siwon
ingin pergi kembali menahannya dengan memeluknya dari belakang. “jangan pergi
hon”, ucapnya. Namun siwon melepaskan kedua tangan istrinya dan kembali
melanjutkan langkahnya meninggalkan istrinya yang terus memanggil namanya.
***
siang itu, siwon meeting bersama kliennya. Setelah meeting selesai, ia hanya tinggal bersama salah satu kliennya. Ketika siwon ingin berjalan ke luar dari ruangan itu, pria itu memanggilnya dan mendekatinya.
siang itu, siwon meeting bersama kliennya. Setelah meeting selesai, ia hanya tinggal bersama salah satu kliennya. Ketika siwon ingin berjalan ke luar dari ruangan itu, pria itu memanggilnya dan mendekatinya.
“maaf
tuan choi, kenalkan nama saya lee sung gi.
“oh
iya, panggil saja siwon. ada apa?”.
“begini
siwon, saya bukannya mau ikut campur dalam rumah tangga anda. Tapi dua hari
yang lalu, istri anda, agnes monica pingsan di apartemennya”. Rahang siwon
mengeras mendengar penjelasannya lee seung gi, bagaimana bisa dia sebagai
suaminya sendiri tidak tahu kalau istrinya sakit? Dan bagaimana bisa lee seung
gi bisa mengetahui agnes pingsan di
apartemennya?”. Siwon mulai curiga.
Melihat
wajah siwon yang menatapnya curiga, lee seung gi dengan buru-buru melanjutkan penjelasannya.
“jangan salah paham dulu, aku tidak sengaja bertemu istri anda di sungai han
dan malam itu, aku mengajaknya keluar jalan-jalan, walaupun dia menolaknya aku
tetap saja memaksanya, aku tidak tahu kalau ternyata dia sudah menikah dengan
anda. Aku meninggalkannya dalam keadaan yang masih kurang sehat saat itu, aku
menawarkan diri untuk datang kembali dan merawatnya, tapi dia malah menolak
tawaranku.
“bagaimana
keadaan istri anda sekarang sekarang?”. Siwon tidak menjawab lee seung gi dan
berlalu meninggalkannya.
***
Di
ruangan kerjanya, siwon sudah berusaha untuk berkonsentrasi pada berkas-berkas
yang ada di depannya, tapi tetap saja pikirannya terus tertuju kepada istrinya.
Ia memang melihat istrinya pucat ketika kembali ke apartemenya dengan agnes.
Namun rasa kesalnya kepada istrinya membuatnya enggan untuk menjenguk istrinya.
Tapi,
walaupun ia mencoba untuk membuang kekhawatirannya, tetap saja ia tidak bisa
berkonsentrasi. Akhirnya ia meraih kunci mobilnya dan mengambil mantelnya dan
berjalan menunuju bagasi.
Di
apartemen, agnes sedang memegang perutnya, wajahnya merengut menahan sakit. Ia
tidak mengerti apa yang terjadi dengan perutnya, sampai akhirnya ia melihat
bercak merah di ranjangnya. Ternyata ia sedang datang bulan.
Ia
berusaha bergerak ke box pakaian dalamnya untuk mengambil pembalutnya, ia sudah
mencari-carinya, sampai-sampai ia menumpahkan box pakaian dalamnya, namun ia
tidak menemukan benda yang dicarinya.
Agnes
tidak tau lagi harus meminta tolong kepada siapa, biasanya kalau itu terjadi,
pasti ia akan menyuruh suaminya untuk membelikannya, tapi sekarang ia tidak
mungkin menyuruh suaminya, dia berfikir suaminya pasti masih sangat kesal
kepadanya.
Akhirnya
ia meraih ponselnya dan menelfon seseorang. “halo”, terdengar suara seseorang
mengangkat telfonnya. Halo, ini aku, tolong kamu belikan pembalut untuk wanita
dan segera antar ke apartemenku”, ucap agnes sekuat tenaga sambil menahan rasa
sakit di perutnya. “iya baiklah”. Lee seung gi langsung melajukan mobilnya
menuju supermarket terdekat.
***
Siwon
yang sudah sampai di apartemenya dan agnes, ragu untuk masuk, ia berfikir lama,
hingga akhirnya ia melihat lee seung gi datang teburu-buru membawa sebuah
bungkusan plastik di tangannya.
Siwon
dan lee seung gi saling bertatapan. Siwon menatap lee seung gi sinis. “apa yang
kau lakukan malam-malam di apartemen seorang wanita yang sudah bersuami?”,
tanya siwon sinis.
“jangan
salah paham dulu siwon, agnes tadi menelfonku, dari suaranya terdengar ia
begitu kesakitan, ia menyuruhku mengantarkan ini”. Lee seung gi memberikan
pesanan agnes kepada siwon. “kalau kau sudah di sini, biar kau saja yang
memberikannya”. Lee seung gi memberikannya kepada siwon dan langsung pergi.
Mengetahui
istrinya yang sedang kesakitan, siwon dengan cepat membuka apartemennya. “awh”,
perutku sakit sekali”, siwon mendengar rintihan agnes, yang membuatnya segera
berlari menghampiri agnes.
Siwon
melihat agnes sudah terkulai lemah di lantai sambil memegang perutnya. Dengan
sigap ia langsung mengangkat istrinya ke ranjang. Terbentuk lengkungan indah di bibir agnes,
melihat suaminya yang begitu mengkhawatirkannya, walaupun sakit di perutnya
masih terus membuatnya merintih.
“ini,
aku bawakan pembalutmu, ucap siwon khawatir. Agnes mengambilnya dan mencoba
turun dari tempat tidur dan ingin
berjalan menuju ke kamar mandi. Namun siwon yang melihat istrinya tidak sanggup
berjalan, kembali mengangkat agnes dengan tubuh kekarnya ke kamar mandi.
“ganti
lah”, ucap siwon kepada istrinya. “tolong kau ambilkan pakaian dalamku di box,
ucap agnes lemas. “baiklah”.
Tidak
membutuhkan waktu yang lama dan segera kembali ke kamar mandi. “gantilah”, ucap
siwon dan tetap berdiri menghadap istrinya. ia khawatir kalau-kalau agnes jatuh
tiba-tiba. Tapi agnes hanya diam saja dengan wajah menuduk dan belum juga
bergerak melepaskan pakaiannya.
Siwon
yang mengerti istrinya malu, akhirnya membalikkan badannya, “sekarang gantilah,
ucapnya. Agnes berusaha memasang pembalutnya dan terkadang merintih menahan
sakit di perutnya, siwon diam-diam mengintip ke belakang karena khawatir
mendengar rintihan istrinya.
“aku
sudah selesai, ucap agnes yang sudah selesai memasang pembalutnya. Siwon yang
sejak tadi hanya berpura-pura membelakanginya, kembali mengangkat istrinya dan
membaringkannya di ranjang.
Siwon
segera mengambilkan air hangat untuk istrinya dan segera memberikannya kepada
istrinya. Siwon seperti orang kesurupan, berlari kesana-kemari karena begitu
mengkhawatirkan istrinya.
Melihat
istrinya yang masih terus meringis, ia akhirnya naik ke ranjang dan menarik
istrinya ke dalam pelukannya, ia membantalkan salah satu tangannya sebagai
tempat bersandar istrinya dan mengurut, lebih tepatnya membelai perut istrinya.
Itu adalah rutinitas yang selalu dilakukannya ketika istrinya seperti itu.
Tidak
membutuhkan waktu yang lama, istrinya sudah berhenti meringis. Raut kekhawtiran
di wajah siwon akhirnya hilang melihat istrinya yang sudah membaik. Ia membelai
rambut istrinya lembut.
Agnes
menutup mata merasakan belaian suaminya, agnes begitu terharu melihat suaminya
yang begitu mengkhawatirkannya. Siwon tak pernah berubah, selalu saja khawatir
berlebihan ketika dia seperti itu, walaupun sejak dulu agnes sering kali
mengatakan kalau siwon tidak perlu khawatir karena itu biasa terjadi pada
wanita, tapi siwon tetap saja seperti itu, mengkhawatirkannya.
Agnes
membuka matanya dan mendongkakkan kepalanya, kemudian tersenyum memandang
suaminya. “perutmu sudah membaik?”, tanya siwon ketika mata mereka bertemu. “iya
sudah”, jawab agnes tersenyum ringan. “kau selalu khawatir berlebihan seperti
itu”, ucap agnes manja.
“aku
juga tidak mau seperti ini, ini hanya gerakan reflex yang datang dari tubuhku”.
Ucap siwon serius. “terima kasih hon, karena selalu mengkhawatirkanku”, ucap
agnes memandang suaminya dengan tatapan dalam. “iya”. Jawab siwon singkat namun
tetap membelai rambut istrinya.
***
Pagi
itu, agnes bangun dan tidak mendapati suaminya ada di sampingnya, ia berfikir
mungkin suaminya sudah kembali ke apartemen tiffany. Namun ia terkejut ketika
melihat suaminya sudah datang membawakannya semangkuk bubur dan segelas air.
Agnes
bangun dan membaringkan badannya di dasbor. Siwon duduk di ranjang dan mulai
menyuapi istrinya. wajah siwon hanya datar. Tidak ada senyum di wajahnya, namun
juga tidak terdapat kekesalan.
Mereka
berdua tidak bicara sepatah katapun sampai akhirnya agnes kenyang. “aku sudah
kenyang hon”, ucap agnes yang membuat siwon menghentikan kegiatannya menyuapi
istrinya.
Siwon
meletakkan mangkuk itu dan mengambil gelas yang berisi air dan memberi minum
istrinya. Aku sudah membuatkanmu air hangat, kau bisa berjalan sendiri ke kamar
mandi?”. Agnes menjawab suaminya dengan mengangguk.
Agnes
keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk yang bertengger di tubuh
mungilnya. Agnes mendapati suaminya masih duduk di ranjang. Agnes melepaskan
pakaiannya dengan santai dan mengganti pakaiannya di depan suaminya. Ia tidak
tahu tubuh siwon sudah menegang memandang tubuhnya yang tidak berbalut apa-apa.
Siwon
membalikkan badannya ke arah lain, agar ia bisa menahan keinginannya untuk
menyerang istrinya. Akhirnya agnes selesai mengenakan semua pakaiannya. Agnes
duduk di meja rias dan mulai mengeringkan rambutnya dengan hair dryer yang ada
di situ.
“kau
tidak istirahat hon, kau sudah menjagaku dari semalam, kau pasti capek”, ucap
agnes di sela-sela kegiatannya. “aku tidak capek”, jawab siwon singkat. “kau tidak
kembali ke apartemen tiffany?”, ucap agnes dengan nada berat. Sebenarnya ia
tidak ingin menanyakan hal itu kepada suaminya, hatinya begitu sakit hanya
dengan mengingat kenyataan bahwa suaminya sudah menikah dengan tiffany.
“kau
tidak suka melihatku di sini?”, baiklah aku akan pergi”. Siwon bangkit dari
ranjang dan melangkahkan kakinya. Agnes dengan segera meletakkan hair dryer
yang ada di tangannya dan menahan suaminya untuk pergi. “bukan begitu maksudku
hon, aku hanya kasihan pada tiffany yang sedang hamil, tidak ada yang
menjaganya. “baiklah”. Siwon akhirnya pergi dari apartemen itu dengan kesal.
Agnes
kembali dihantui rasa bersalah. “apakah apa yang kulakukan sekarang ini benar?,
atau aku malah semakin menyakiti suamiku?”, gumam agnes dalam hati.
***
Beberapa
hari di apartemen, agnes merasa begitu
kesepian. Ia begitu tersiksa suaminya tidak ada di sampingnya menemaninya tidur
seperti biasanya. Malam itu, agnes memutuskan ke supermarket untuk membeli
bahan-bahan memasak di apartemennya yang sudah menipis.
Ketika
sedang asik memilih barang yang ingin dibeli, pandangan agnes tiba-tiba
terfokus kepada seseorang yang juga sedang sibuk memilih barang yang ingin
dibelinya. “bukankah itu tiffany?”. Agnes mengernyitkan matanya dan menatap tiffany lebih fokus lagi. “iya, itu
benar tiffany, aku tidak mungkin salah”, ucapnya dalam hati.
Agnes
menghampiri tiffany. “hai tiff, apa kabar?”. Tiffany mengalihkan matanya dari
barang-barang yang sedang dicarinya ke arah suara yang sedang menyapanya. Ia
tersenyum melihat agnes yang ada di dekatnya.
“hai
nes kabarku baik”, ucapnya tersenyum. “bagaimana kandunganmu?”, tanya agnes
lagi, walaupun sebenarnya hati agnes sangat sakit menanyakan hal itu, tapi
bagaimanapun juga itu adalah darah daging suaminya.
“siwon
belum menceritakan semuanya kepadamu?”, tiffany malah balik bertanya kepada
agnes. “menceritakan apa?”. Agnes bingung dengan apa yang dimaksud oleh
tiffany. Lebih baik kita tidak bicara di sini, kita cari tempat lain saja”,
ucap tiffany kemudian.
***
Tiffany dan agnes sekarang sedang berada di
salah satu kafe. “apa maksud perkataanmu tadi tiff?, tanya agnes yang sudah
sangat penasaran. Begini nes, “…”
Flashback
Sebelum
menuju ke pelaminan, tiffany meminta kepada orang tuanya agar ia diberi waktu
bicara dengan siwon empat mata. Tiffany melihat wajah siwon begitu frustasi, ia
dapat melihat siwon sangat terpaksa melaksanakan pernikahan itu.
“apa
kau tidak bahagia dengan pernikahan ini?”, tanya tiffany. Siwon tidak
menjawabnya, tapi sangat jelas terlihat di wajahnya kalau ia sama sekali tidak
menyukai pernikahan itu. Kalau bisa ia ingin mengatakan tidak kepada tiffany,
tapi siwon berfikir bahwa tidak ada gunanya ia mengatakan itu, bagaimanapun
juga, ia harus menikahi tiffany.
“aku
ingin mengatakan sesuatu hal kepadamu sebelum upacara pernikahan kita
dilaksanakan, aku memang senang dengan pernikahan ini, aku sangat mencintaimu
sejak pertama kali bertemu denganmu, tapi aku tidak mau melihat orang yang aku
cintai tersiksa gara-gara aku”, ucap tiffany panjang lebar.
“apa
maksudmu tiff?”, tanya siwon bingung. Tiffany menarik nafasnya dalam dan mulai
memberi penjelasan. “Aku sebenarnya tidak hamil”. Siwon terkejut bukan main
mendengar pernyataan tiffany. Namun siwon tidak mengucapkan apa-apa, ia ingin
mendegarkan semua penjelasan tiffany.
Tiffany
melanjutkan penjelasannya. “sebenarnya malam itu kita tidak melakukan apa-apa,
aku menyuruh orang lain yang membuka pakaianmu. Sebenarnya, sebenarnya…”,
tiffany ragu melanjutkan kalimatnya.
“sebenarnya
apa tiff? Ayo katakana?!”, siwon memaksa tiffany. Sebenarnya ini semua
rencanaku dan istrimu, istrimu memintaku untuk mendekatimu, dan kalau aku tidak
berhasil, dia menyuruhku melakukan cara itu”. “apa?!!, jadi agnes yang
merencanakan semua ini?!”, siwon membentak tiffany yang membuat tiffany
tersentak karena teriakan siwon.
“istrimu
tidak salah, dia hanya ingin membahagiakan keluarga kalian”. Tiffany kembali
berbicara gugup karena takut akan kembali dibentak oleh siwon. “aku menghargai
segala kejujuranmu tiff, tapi maaf aku tidak bisa menikah denganmu”. Siwon pergi
meninggalkan tiffany di ruangan itu. Siwon memberi penjelasan kepada orang tua
mereka, sehingga pernikahan mereka dibatalkan, walaupun tamu yang datang
menghujat mereka.
Flashback End
“begitu
nez”, ucap tiffany mengakhiri kalimatnya. Agnes masih tercengang dengan
penjelasan tiffany. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. “jadi kau tidak hamil
tiff?”. Agnes akhirnya mengeluarkan suara setelah diam beberapa saat. “iya nes,
maafkan aku, aku melihat siwon tidak mau menikah denganku karena dia takut
kehilanganmu, hingga akhirnya aku menggunakan cara itu agar dia mau. Dan aku
sebenarnya mencintai siwon”.
Agnes
tertegun mendengar kalimat terakhir tiffany. “Jadi kau mengatakan kau hamil
supaya siwon menikahimu karena kau mencintainya sejak awal?”, ucap agnes dengan
pandangan tak percaya kepada tiffany. “iya nes, maafkan aku, tapi aku menyadari
siwon tidak bisa membagi cintanya perempuan lain nes, dia sangat mencintaimu”,
ucap tiffany dengan penuh rasa bersalah.
“kau
tidak perlu meminta maaf, ini semua terjadi karena kesalahanku. “jadi selama
ini siwon tidak tinggal di apartemenmu?”.
“tidak
nes”. Ucap tiffany. Agnes memandang mata tiffany, sama sekali tidak ada
kebohongan di sana. Agnes berfikir sejenak dan akhirnya ia mengingat ada satu
tempat yang harus ia datangi. “aku harus segera pergi tiff, terima kasih atas
penjelasanmu”, ucap agnes dan langsung pergi meninggalkan tiffany.
***
Agnes
sedang berusaha memasukkan password ke apartemen yang sudah lama tidak di
datanginya itu. “ahh”, ia mendesah lega ketika ia bisa membuka apartemen itu. Ia
langsung menuju ruang kamar apartemen itu dan tidak menemukan seorangpun di
sana. Agnes hendak pergi, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara
pintu kamar mandi terbuka.
Ia
berjalan mundur dan mendapati siwon yang hanya berbalut handuk dan memakai
handuk kecil untuk mengeringkan kepalanya. “kau”, mereka berucap serentak. “apa yang kamu
lakukan di sini?”, tanya siwon akhirnya mendahului agnes. “seharusnya aku yang
bertanya padamu, kenapa kau ada di sini?”, kau bilang akan ke rumah tiffany?”,
agnes balik bertanya.
Siwon
tidak menggubris pertanyaan istrinya dan berjalan menuju lemari pakaiannya
melewati istrinya. Siwon mulai memilih pakaian yang ingin dipakainya. “jawab
aku!”, ucap agnes memohon tapi terkesan membentak suaminya.
Siwon
berjalan mendekati istrinya, “jawab, apalagi yang harus ku jawab huh? Kau telah
merencanakan hal konyol itu yang membuatku hampir gila, sekarang apa lagi yang
harus ku jawab? Katakan?!”. Emosi siwon ikut naik.
“kau
tidak mengatakan kalau kau sudah mengetahui semuanya dari tiffany, kau
membiarkan aku terpuruk dalam kesedihan karena berfikir kau telah menikah
dengan tiffany, kau jahat”. Air mata agnes sudah mengumpul dan bersiap untuk
jatuh.
“kau
bilang aku jahat?!”. Siwon mengarahkan telunjuknya ke arahnya dan mendekatkan
wajahnya ke istrinya, kemudian melanjutkan kalimatnya. “aku hanya ingin tahu
apakah kau masih mencintaiku, apakah kau akan merindukanku ketika aku tidak
berada di sampingmu. Hatiku jadi ragu ketika mengetahui rencana konyolmu itu”, ucap
siwon lirih.
Agnes
tersentak. Ia menyadari betapa ia sudah menyakiti suaminya. Ia memang sakit
karena telah dibohongi oleh suaminya, namun rasa sakitnya itu sama sekali tidak
sebanding dengan apa yang sudah dirasakan suaminya.
Agnes
menangkup wajah suaminya. “maafkan aku, istrimu yang tidak berguna ini, yang
selalu mengambil keputusan yang menurutku baik, tapi malah membuatmu sakit.
“maafkan aku sayang”, aku sangat menyesal, aku tidak tau harus mengucapkan
apalagi padamu.
Agnes
menjinjitkan kakinya dan memberikan kecupan sekilas kepada suaminya. “mengapa
aku tidak menyadari suamiku sama seperti malaikat yang selalu sabar
menghadapiku, tapi aku selalu egois dengan keinginanku sendiri, aku sangat
mencintaimu sayangku, jika ada kata yang lebih dari itu untuk mengungkapkan
cintaku, aku pasti akan mengucapkannya”. Ucap agnes dan memeluk tubuh suaminya.
Siwon
melepaskan pelukannya dan menatap istrinya dalam, “kau janji tidak akan
mengambil keputusan sendiri lagi sebelum membicarakannya denganku?”, ucap siwon
seperti seorang ayah yang sedang menasehati anak perempuannya. Tanpa berfikir
panjang agnes langsung menjawabnya, “aku janji sayang”.
Siwon
mulai menciumi tengkuk istrinya. Agnes tahu suaminya pasti sudah sangat
merindukannya. Siwon menghentikan kegiatannya menciumi tengkuk istrinya. Ia
memandang istrinya, terlihat tatapan istrinya hanya pasrah. Siwon menangkup
wajah istrinya dan mendaratkan bibirnya pada bibir merah istrinya.
Siwon
sudah sangat merindukan momen – momen
seperti itu bersama istrinya. Agnes spontan melingkarkan tangannya di leher
suaminya. Siwon mengangkat tubuh istrinya dan membaringkannya di ranjang king
size mereka dan mulai melucuti pakaian
istrinya.
Agnes
hanya pasrah dengan semua perlakuan suaminya. Tubuh mereka kini tidak berbalut
apa-apa. Siwon menindih istrinya dan menggunakan sikunya untuk menahan
tubuhnya.
Ia
mulai memposisikan dirinya untuk memasuki istrinya. Nafas agnes menderu, suaminya akan segera
memasukinya. Walaupun mereka sudah melakukannya beberapa kali, agnes masih
tetap saja merasa seperti ini baru pertama kali untuknya. Ia selalu merindukan
sentuhan suaminya.
“ahh”,
agnes mendesah ketika batang tubuh suaminya memasukinya. Siwon meraup bibir
istrinya dan menggerakan pinggulnya secara teratur. “ahh, honey”, agnes kembali
mengerang ketika batang tubuh suaminya tepat menyentuh tubuhnya di salam sana.
Agnes
menggigit bibirnya dan tubuhnya menggeliat . Ia meremas sprei ranjangnya. “ah,
siwonn, ehmm”, desahnya meremas rambut suaminya. Erangan agnes semakin menjadi ketika
suaminya mengulum gundukan kembar miliknya.
Siwon
menghentikan kegiatannya mengulum gundukan kembar itu dan memandang istrinya
yang sudah berpeluh keringat. Mereka salling memandang, siwon menyatukan
pelipisnya dengan pelipis istrinya dan terus menggerakan pinggulnya secara
teratur.
Siwon
sekali-kali merapikan rambut istrinya yang sudah menutupi wajahnya. “ahh”,
mereka berdua akhirnya sampai.
One Month Later At
Choi’s Family House
Agnes
dan siwon mengunjungi kediaman tuan choi da nyonya choi. Agnes ragu-ragu untuk
masuk karena ia masih segan karena telah mengecewakan mertuanya.
Di
meja makan semuanya hening, yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan
piring.
“ehem…”,
bagaimana kabar kalian?”. Tuan choi mulai membuka suara.
“kami
baik-baik saja appa”, jawab siwon setelah bertatapan dengan istrinya.
“kabar
kalian bagaimana appa?”, tanya agnes.
“kami
juga baik-baik saja”, jawab tuan choi tersenyum.
Sedangkan
nyonya choi hanya diam menikmati makanannya.
“saya
permisi sebentar ke belakang”. Agnes tiba-tiba saja merasa mual dan ingin
muntah.
Siwon
yang khawatir melihat istrinya mengikutinya dari belakang.
Di
kamar mandi, siwon memijat-mijat leher agnes dan menepuk-nepuk punggungnya.
Nyonya
choi tersenyum memandang agnes dan siwon ketika mereka kembali dari kamar
mandi.
“kau
harus segera memeriksakan istrimu ke dokter, mudah-mudahan kali ini tidak salah
lagi”, ucap nyonya choi tersenyum.
***
“bagaimana
keadaan istri saya dok?”.
“selamat
tuan choi, anda akan segera menjadi ayah”, ucap dokter menjabat tangan siwon.
Siwon
langsung memeluk agnes yang masih berbaring. “terima kasih sayang kau sudah
memberikan malaikat kecil dalam keluarga kita”.
Agnes
terseyum dengan mata yang berkaca-kaca. Akhirnya saat-saat yang
ditunggu-tunggunya tiba.
Siwon
langsung mengabari keluarganya.
“yeobseo
eomma”.
“iya,
bagaimana istrimu?”. Nyonya choi tidak mau basa-basi lagi karena sudah tidak
sabar mengetahui kabar yang akan disampaikan siwon.
“istriku
psitif mengandung eomma”.
“wahh,
aku akan segera menjadi nenek”, kita akan segera punya cucu yeobo”. Teriak
nyonya choi kegirangan. Siwon yang mendengar keluarganya begitu bahagia
mendengar berita itu, menitihkan air mata.
“dengar
baik-baik siwon, jaga istrimu, jangan biarkan dia kecapekan”. Nyonya choi
memberikan wejangan-wejangan kepada siwon. Nyonya choi begitu protektf terhadap
calon cucunya.
Agnes
yang menguping pembicaraan mereka senyum-senyum sendiri melihat reaksi
mertuanya yang berlebihan.
5 Months Later
“kau
tidak usah menghadiri acara itu hon”, kasian anak kita yang ada dalam
kandunganmu”, ucap siwon yang sedang memakai dasinya.
Agnes
menghampirinya. “tidak apa-apa hon, ini acara Grammuy Award. Kau tau kan itu
mimpiku dari dulu”. Agnes membereskan dasi suaminya.
“tapi
hon, bagaimana kalau terjadi sesuatu pada anak kita?”.
“kau
tenang saja, aku pasti akan menjaganya dengan baik”.
“kalau
begitu, aku ikut, aku takut kau kenapa-napa”.
“baiklah
sayang terserah kamu saja”. Ucap agnes dan mengecup bibir suaminya.
***
“and
the new comer female singer of the year goes to….Agnes Monica”.
Terdengar
suara gemuruh tepuk tangan yang mengiringi agnes ketika ia berjalan menuju
panggung untuk merima penghargaannya. Agnes yang memakai gaun merah semata kaki
melemparkan senyumnya ke semua audience yang ada di ruangan itu.
“first
of all, I wanna say thank you to my Lord. Thank you for my family. My husband
that always there for me. I love you so much hon”, ucap agnes sambil menatap ke
arah siwon. I dedicate this award for all of my supporters, NIC and for my litte angel who will be born to
the world soon”, ucap agnes memegang perutnya.
“thank
you so much everyone! DREAM, BELIVE AND MAKE IT HAPPEN, ucap agnes mengakhiri
pidatonya.
Nyonya
choi dan tuan choi yang menonton acara itu, sangat bangga terhadap menantunya.
Nyonya choi jadi merasa bersalah karena kesal kepada agnes dulu. Nyonya choi
bisa merasakan betapa berartinya penghargaan itu bagi menantunya.
Member
suju yang menonton acara itu pun merasa kagum melihat agnes.
4 Months Later
“emhhh,
huh, huh”, “ayo nyonya sebentar lagi”. Agnes memegang tangan siwon erat.
“ayo
hon, kau bisa, kau wanita yang kuat”. Siwon memegang tangan istrinya erat dan
terus memberi semangat kepada istrinya.
“uek..uek…uek”
akhirnya bayi laki-laki yang sudah begitu diharapkan lahir ke dunia.
Siwon
menggendongnya setelah suster membersihkannya.
“anak
kita laki-laki hon”. Matanya mirip denganmu”. Siwon menunjukannya kepada agnes.
Siwon menggendongnya dengan sangat hati-hati. Agnes tersenyum kepada siwon.
siwon mengecup kening istrinya”. Kau sangat hebat sayang”, ucapnya kembali.
Tuan
choi, nyonya choi dan jiwon yang baru tiba di rumah sakit langsung menuju
ruangan tempat cucunya berada. Tuan choi, nyonya choi, jiwon dan siwon menatap
cucu mereka dari kejauhan melalui kaca ruangan bayi.
“cucuku
begitu tampan”, ucap nyonya choi menitihkan air mata.
“siapa
dulu kakeknya”, balas tuan choi dengan terharu memegang bahu istrinya.
“kalian
semua salah, dia mirip denganku”. Ucap jiwon manja.
“dia
lebih mirip denganku, kan aku ayahnya”, ucap siwon.
“tidak.
Pokoknya dia mirip denganku titik”. Ucap jiwon kesal dan menyilangkan kedua
tangannya di depan dadanya.
“iya,
iya dia mirip denganmu”, ucap nyoya choi kepada jiwon untuk menengahi
pertengkaran jiwon dengan oppanya.
====The End====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar