Author :
Sera Phine Choi
Genre :
Romance, Sad, Married Life
Length :
Chapter
Rating :
PG 17
Cast :
─ Choi Siwon as himself
─ Agnes Monica as herself
Other cast : Find by yourself
===Part 7===
Pagi-pagi
subuh, agnes mengerjapkan mata karena merasakan belaian tangan suaminya.
“kau
sudah bangun sejak tadi hon?”. Agnes yang masih berbaring di atas suaminya di
kursi belakang mobil mendongkakkan kepalanya menatap suaminya.
“tidak.
Aku hanya sedikit mendahuluimu”. Siwon tersenyum dan terus membelai istrinya
yang memeluknya.
“aku
mau pindah ke kursi depan, kau pasti berat aku tidih seperti ini”.
“tidak
usah, aku tidak merasa berat ”. Siwon mengeratkan pelukannya kepada istrinya.
“bagaimana
ini hon? Belum ada juga kendaraan yang melintasi kita sampai sekarang”. Agnes
berucap manja dan memainka jarinya di dada suaminya.
“tenang
saja, sebentar lagi pasti ada”.
“krook”.
Perut agnes berbunyi yang membuat mereka saling bertatapan.
“kau
lapar sayang”. Tanya siwon.”
“iya”.
Jawab agnes manja.
“ayo
kita cari makanan”. Rengek agnes.
“baiklah”.
Siwon
dan agnes keluar dari mobil. Siwon berdiri berkecak pinggang dan matanya mengarah ke segala arah mencari
sesuatu yang bisa dimakan.
Matanya
tertuju kepada satu pohon yang mempunyai buah yang sepertinya bisa di makan.
“sepertinya
di sana ada buah yang bisa dimakan”, ayo kita kesana. Siwon menggenggam tangan
agnes dan menariknya.
“ahh..pohonnya
terlalu tinggi”. Siwon yang masih berkecak pinggang mendengus kesal dan mencari
akal untuk mengambilnya.
“naiklah
ke punggungku”, ucap siwon sembari menundukkan badanya.
“tapi…”,
ucap agnes ragu.
“ayolah
hon, kau lapar kan?”. Ucap siwon sedikit kesal.
“baiklah”.
“hep!
Hep!”. Agnes yang sudah berada di atas punggung suaminya mencoba meraih buah
yang ada di atasnya.
“kau
masih kuat hon?”, ucap agnes di sela-sela aktifitasnya.
“cepatlah,
konsentrasi saja mengambil buahnya”. Ucap siwon kesal.
“hep,
bruukk. Awhh”. Agnes gagal mengambil buahnya dan terjatuh.
Siwon
meringis kesakitan karena wajahnya membentur tanah. Sedangkan agnes hanya
terplanting namun tidak sampai jatuh.
“kau
tidak apa-apa hon?”. Agnes menghampiri siwon yang masih tertelungkup.
Siwon
membalikkan badannya dan agnes begitu terkejut mendapati wajah siwon yang sudah
memar dan bibirnya sudah berdarah.
“ya
ampun hon, wajahmu, bibirmu”, ucap agnes panik memegang wajah suaminya.
“awh,
hon sakit”, ringis siwon karena agnes memegang wajahnya terlalu kuat.
Agnes
membantu suaminya berdiri.
“aduh
bagaimana ini? kemana kita harus
mengobati lukamu”. Agnes mengalungkan tangan siwon dan memapahnya.
“Itu…
itu ada yang mobil yang lewat”. Heii berhenti!!”. Teriak agnes sambil
melambaikan salah satu tangannya dari kejauhan.
Mobil
itu melihat dan akhirnya mengangkut mereka.
At Apartement
“awwh,
pelan-pelan hon, sakit”. Siwon meringis kesakitan ketika agnes mengobati
bibirnya.
“tahan
sebentar, kalau kau mau sembuh”. Cerewet agnes seperti seorang ibu yang sedang
mengobati anaknya.
“baiklah
ahjumma”, ucap siwon manja.
“apa
ahjumma? Kau pikir aku tidak tau artinya apa huh?”. Agnes menekan bibir
suaminya agak keras.
“awwh
hon, kau mau membunuhku?”. Siwon kembali meringis.
“salahmu
sendiri memanggilku ahjumma”. Agnes menjitak kepala siwon.
“awwh,
ahjumma kau jahat sekali”, ucap siwon manja yang membuat agnes ingin kembali
menjitaknya.
“baik-baik,
istriku yang tercantik di dunia”. Siwon mengangkat kedua tangannya menghalangi
agnes yang ingin menjitaknya kembali.
Siwon
menarik agnes dan mendudukannya di pangkuannya.
“kalau
kita punya anak, kamu mau perempuan atau laki-laki?”, tanya siwon.
“kalau
kamu?”agnes malah balik bertanya.
“kamu
ini, orang bertanya malah dijawab dengan pertanyaan.
Agnes
berfikir sejenak. “aku ingin anak laki-laki”.
“kenapa?”.
Tanya siwon penasaran.
“supaya
dia tampan sepertimu”, ucap agnes membelai wajah suaminya gemas”.
“tentu
saja dia akan sangat tampan, siapa dulu appanya”, ucap siwon sombong”.
“kalau
kamu hon?”. Agnes balik bertanya.
“mmm
aku ingin anak perempuan”.
“kenapa?”,
tanya agnes serius.
“Supaya
dia pendek sepertimu”.
“awh…”.
Siwon meringis kesakitan karena perutnya dicubit oleh istrinya.
Agnes
turun dari pangkuan siwon dan berlari menjauhi suaminya.
“awas
kau nyonya choi”. Siwon mengejar agnes yang berlari ke kamar.
“grebbb”.
Siwon berhasil menangkap istrinya dan kini sudah menindihnya di ranjang.
“apa
yang kau lakukan? Tubuhmu berat tuan choi”. Agnes mencoba mendorong suaminya
yang sudah menindihnya.
Siwon
malah mendekatkan bibirnya yang membuat agnes memalingkan wajahnya.
“aku
serius tuan choi, aku sudah mulai sesak”, ucap agnes dan memandang lekat
suaminya. Siwon akhirnya turun dari tubuh istrinya dan menarik agnes ke dalam
pelukannya.
“bagaimana
kalau kita pergi bulan madu?”, ucap siwon.
“memangnya
kau tidak sibuk tuan choi?”.
“dalam
minggu ini memang suju mempunyai beberapa kegiatan”, tapi aku bisa minta izin”.
“memang
kita mau kemana? Bagaimana kalau ke LA saja?”, usul agnes.
“ide
bagus”, ucap siwon.
***
Beberapa
hari di LA, agnes malah sibuk meeting dengan produser dan timnya yang membuat
siwon kesal melihat agnes.
“kita
ke sini mau bulan madu atau mau meeting bersama produsermu?”, ucap siwon kesal
ketika mereka baru pulang ke apartemen mereka.
“kau
ini kenapa sih hon?. Ya berbulan madu lah…”, jawab agnes menatap siwon.
“beberapa
hari kita di sini, sepertinya kamu hanya sibuk bertemu dengan produsermu si
timbaland itu!”.
“ayolah
hon, jangan berlebihan seperti itu”. Agnes melingkarkan tangannya di leher
suaminya dan memberikan senyum terbaiknya. Namun wajah kesal siwon belum juga
hilang.
“cup”.
Agnes mengecup kilas bibir siwon, namun siwon tetap saja tak bergeming.
Agnes
menjinjitkan kakinya dan meraub bibir suaminya dan melumatnya lama yang membuat
siwon spontan melingkarkan tangannya di pinggang ramping agnes.
“kenapa
aku tidak bisa marah padamu”, ucap siwon di sela-sela ciumannya.
“itu
karena kau tergila-gila padaku tuan choi”, sahut agnes dan semakin memperdalam
lumatannya.
“jangan
coba-coba berpaling pada orang lain atau aku…”. Siwon menghentikan ucapannya
dan kembali melumat istrinya.
“atau
kau akan apa tuan choi?”.
“aku
akan membunuh laki-laki itu”.
“kau
sangat menakutkan tuan choi”
“aku
bisa melakukan apapun untuk mempertahankanmu di sisiku”.
“bagaimana
kalau aku yang meninggalkanmu?”, ucap agnes yang terus berjalan mundur di
sela-sela ciumannya karena dorongan siwon.
Siwon
menghentikan lumatannya dan memandang istrinya. “kau tidak akan mungkin
melakukan itu”. Siwon menghempaskan agnes ke ranjang dan menindihnya.
Mereka
kemudian saling menatap.
“katakan
kalau kau mencintaiku dan tidak akan berpaling dariku”, ucap siwon.
“katakan
kalau kau mencintaiku dan selamanya hanya akan mencintaiku!”.
Agnes
menangkup wajah suaminya. “aku mencintaimu lebih dari aku mencintai diri ku
sediri”, ucap agnes dalam dan serius.
Siwon
menyungging senyum dan kembali melumat istrinya.
At Santa Monica Beach
“pegang
erat-erat hon, kita akan segera melaju”, ucap siwon yang sudah siap melajutkan
jet ski nya. Agnes memegang erat pinggang siwon. “aku siap hon, tapi jangan
melajukannya terlalu cepat ya, aku takut”.
“haha”.
Siwon tertawa mendengar agnes yang ketakutan dan mulai melajukan jet ski nya.
“tchusss”,
jet ski mereka akhirnya melaju. “yuhuu!”, teriak siwon menikmati angin yang
menerpanya. “kau senang hon??”, teriak siwon agar dapat didengar istrinya. “iya
hon, seruu!!”, teriak agnes tak kalah semangat dan semakin mempererat
pegangannya pada pinggang suaminya.
“pegang
yang lebih erat sayang, kita akan melaju lebih cepat lagi…”. Siwon menambah kecepatan yang membuat agnes hanya
bisa mendekap suaminya lebih erat.
Setelah
berkeliling beberapa kali, mereka akhirnya menepi ke pinggiran pantai. Siwon
hanya tersenyum melihat agnes yang masih terengah-engah setelah turun dari jet
ski itu.
Siwon
melanjutkan kegiatannya dengan berselancar di bawah gelombang air laut.
Sedangkan agnes hanya duduk di kursi memandangi suaminya sambil menikmati
minumannya.
“can
I sit here?”. Tiba-tiba saja ada seorang pria asing yang menawarkan diri untuk
duduk bersama agnes. Agnes berfikir sejenak dan mempersilahkan pria asing itu
duduk di kursi yang seharusnya menjadi tempat suaminya.
Siwon
yang sudah selesai dengan kegiatannya, memandang dari kejauhan agnes sedang asik
berbincang dengan pria asing yang membuat wajahnya yang tadinya ceria menjadi
kesal seketika.
Siwon
akhirnya sampai di dekat mereka. Agnes yang menyadari kedatangan suaminya,
langsung berdiri dan ingin memperkenalkan siwon pada pria asing itu. “I’d like
to…”. Belum sempat agnes menyelesaikan kalimatnya, siwon sudah merengkuh
tengkuk istrinya dan melumatnya.
Agnes
membelalakkan mata kerena perbuatan siwon yang tiba-tiba. Agnes juga merasa
tidak enak dengan pria asing yang duduk memandang mereka. Agnes mendorong tubuh
siwon dan berlalu meninggalkannya dengan perasaan kesal.
Siwon
langsung mengejar istrinya. Siwon menangkap tangannya ketika jarak mereka sudah
dekat. “lepaskan!”. Agnes meronta dan melepaskan tangannya. Namun siwon kembali
menangkap tangannya. “aku bilang lepaslkan!”.
“tidak
akan!”, ucap siwon, walaupun ia meraasa kesakitan dengan pukulan istrinya yang
terus meronta. Agnes berhenti meronta dan memandang siwon kesal.
“apa
salahku?”, ucap siwon yang masih tetap menggenggam tangan istrinya. Darah agnes
semakin naik, menyadari suaminya yang tidak menyadari kesalahannya. Agnes memandang
siwon dan berkata “kau tidak menyadari kesalahanmu, huh?” agnes menarik nafas
dalam mencoba meredam emosinya dan melanjutkan kalimatnya “kenapa kau menciumku
tadi di depan pria itu?”.
Siwon
yang merasa tidak bersalah mendengus kesal dan menjawab pertanyaan istrinya.
“kau istriku, apa salahnya aku mencium istriku huh?”, ucapnya kesal. Dan biar
pria itu tau, kalau kau sudah punya suami!”, ucapnya meninggikan suaranya.
Agnes
semakin kesal mendengar ucapan suaminya. Agnes melepaskan tangannya dan berlalu
meninggalkan suaminya. Siwon terus mengejar istrinya hingga ke apartemen
mereka.
Ketika
memasuki lift, agnes buru-buru supaya siwon tidak bisa masuk. Namun siwon
dengan cepat menahan lift yang mulai menutup dan masuk. Agnes melipat kedua
tangannya dan memasang wajah kesal. Di dalam lift, siwon menarik dagu agnes,
namun agnes menepiskan tangannya.
Siwon
menatap agnes lekat, yang membuat agnes bingung dengan tatapan suaminya. Siwon
mengunci tubuh agnes. “apa yang ingin kau lakukan? Ini tempat umum”. Agnes sama sekali tidak mengerti apa yang ada
di pikiran suaminya saat itu.
Siwon
kemudian mendaratkan bibirnya di bibir istrinya dan melumatnya. Siwon
melepaskan bibir istrinya dan memandangnya dengan senyum tersungging, sedangkan
agnes masih memasang wajah kesalnya, namun terlihat sedikit senyuman di
wajahnya.
Ketika
mereka sampai di lantai apartemen mereka, siwon mengangkat tubuh agnes ala
bridal style, yang membuat agnes mengerjap kaget, namun ia kemudian tersenyum
kepada siwon.
***
Pagi
itu, agnes mengerjapkan mata, ketika mendengar bunyi alarm yang tak berhenti
berbunyi. Dengan malas, agnes mencoba meraihnya. Agnes begitu terkejut melihat jarum
jam yang menunjukkan pukul 9, sedangkan penerbangan mereka ke korea akan
berlangsung sejam lagi. Agnes kemudian membangunkan siwon.
Di
pesawat, mulut agnes tak berhenti komat-kamit. “ ini semua gara-gara kamu! Coba
semalam kamu tidak minta yan aneh-aneh, pasti tidak akan buru-buru seperti ini!”,
ucap agnes ketus. “sudahlah, kita kan sudah ada di pesawat”, ucap siwon santai
dan memejamkan mata karena masih mengantuk. Agnes menggigit bibirnya karena
begitu geram dengan suaminya.
At Choi’s Family Home
Agnes
dan siwon mengunjungi nyonya choi dan tuan choi. Sebenarnya agnes ragu
melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Dia masih takut nyonya choi kesal
kepadanya. Ternyata tuan choi dan nyonya choi menyambut mereka dengan sangat
hangat. Tidak terlihat kekesalan di wajah mereka.
1 Tahun Kemudian
Agnes
sedang membantu siwon menyimpulkan dasinya, siwon sudah megambil alih
perusahaan ayahnya.
“hon”,
ucap agnes di sela-sela kegiatannya menyimpulkan dasi suaminya.
“hem?”,
jawab siwon memandang agnes.
“bagaimana
kalau kau…”, agnes ragu melanjutkan kalimatnya.
“ada
apa hon?, katakan saja”.
“bagaimana
kalau kau… ehm, kalau kau menikah lagi”.
“apa??,
menikah??”, siwon begitu terkejut mendengar ucapan istrinya.
“iya
menikah”., jawab agnes meyakinkan suaminya.
Siwon
mengerti arah pembicaraan istrinya, pasti dia menyuruhnya menikah karena agnes
belum juga mengandung sampai saat itu.
“aku
tidak mau! Dan sampai kapanpun tidak akan pernah mau!”, ucap siwon memegang
kedua bahu istrinya dan memandangnya serius.
“kau
ingin membagiku dengan orang lain huh?”.
“bukan
begitu, aku sangat mencintaimu, aku tidak pernah membagimu dengan orang lain,
tapi kita tidak boleh egois, kau harus melihat appa dan eomma, mereka sudah sangat menginginkan
seorang cucu, sedangkan aku sampai sekarang belum bisa memberikan apa yang
mereka harapkan. Agnes memandang siwon dengan raut wajah memohon.
“kita
pasti akan memberikan mereka cucu!” siwon sama sekali tidak terenyuh dengan
tatapan memohon istrinya.
“tapi
sampai kapan hon?, ini sudah dua tahun lebih pernikahan kita. Kita sudah
konsultasi ke dokter, tapi mereka bilang kita baik-baik saja. Sampai kapan kita
harus menunggu? Kau tidak kasihan melihat appa dan eomma?”. Agnes menangkup
wajah suaminya untuk meyakinkannya.
“tidak!
Aku tidak membagi cintaku dengan orang lain, aku pergi!”. Siwon mengecup kilas
kening agnes dan berlalu pergi.
***
Hari
ini agnes mengunjungi suaminya ke kantor untuk mengantarkan bekal makanan.
“tok,
tok, tok”. Siwon mendengar seseorang mengetuk pintu ruangannya.
“masuk”,
ucap siwon tanpa menghentikan kegiatannya membaca dokumen yang ada di mejanya.
Wajah
siwon berubah bahagia, ketika ia mendapati yang datang adalah istrinya. Siwon
langsung menghampiri dan memeluk istrinya.
“kau
tidak sedang sibuk kan? Aku membawakan bekal makan siang untukmu”, ucap agnes
mengangkat bekal yang dibawanya.
“aku
akan selalu mempunyai waktu untuk istriku yang paling ku cintai ini”, ucap
siwon yang hanya dibalas senyum oleh istrinya.
Mereka
kemudian duduk di sofa. Siwon menatap lekat istrinya yang membuat agnes
memeriksa tubuhnya, berfikir mungkin ada yang salah ditubuhnya.
“cup”.
Siwon mengecup kilas bibir istrinya.
“hei
tuan choi, jaga kelakuanmu, ini kantor, apa kata orang nanti?”. Bukannya
mendengarkan perkataan istrinya, siwon malah melumat bibirnya. Siwon mendorong
agnes hingga terbaring di sofa. Siwon mulai mencium tengkuk istrinya.
“apa
yang kau lakukan tuan choi, lepaskan…”. Agnes berusaha mengeluarkan suara,
walaupun dia terus mendongkakkan kepalanya karena perbuatan suaminya yang
mencium tengkuknya.
“biarkan
saja. Mereka kan tau kita suami istri”. Siwon berucap di sela-sela cumbuannya.
“tapi,
engghh”. Agnes ingin berucap, namun yang keluar malahan desahnya. Agnes berusha
melawan dirinya sendiri yang mulai menikmati perbuatan suaminya. Ia mendorong
tubuh suaminya. “jangan di kantor sayang”, ucapnya menangkup wajah suaminya. Siwon
kesal dengan penolakan istrinya, namun dia bangkit dan kembali merapikan
pakainnya.
***
Malam
ini, siwon dan agnes diundang makan malam ke rumah leetuk. Leetuk menikah
dengamn taeyon setahun yang lalu.
Setelah
menyelesaikan acara makan malam mereka. Mereka semua asik ngobrol di ruang
tamu. Obrolan mereka berhenti ketika mereka mendengar tangisan bayi dari
ruangan yang lain.
Taeyon
langsung berdiri dan berlari mengejar bayinya yang baru berumur dua bulan. Taeyon kembali bergabung dengan
membawa bayinya. “tolong kamu pegang dulu nez, aku ingin membuatkan susu
untuknya, ucap taeyon.
“tapi
dia masih mungil sekali, aku tidak berani menggendongnya, nanti aku salah
bagaimana?”, ucap agnes menolak.
“tidak
apa-apa, hanya sebentar saja”. Ucap taeyon dan menyodorkan bayinya kepada
agnes.
“baiklah”.
“anakmu
lucu sekali hyung”, ucap siwon sambil memainkan tangan bayi mungil yang ada
dalam gendongan istrinya. “siapa dulu appanya?”, ucap leetuk sombong.
Agnes
begitu sedih melihat siwon yang begitu bahagia melihat anak leetuk. “dia pasti
akan lebih bahagia lagi kalau ini adalah anaknya sendiri”, lirih agnes dalam
hati.
***
Malam
itu, ketika mereka sudah berbaring di tempat tidur, agnes kembali membahas
masalah yang sama.
“bagaimana
usulku tadi pagi sayang?”, ucap agnes.
“usul
apa?”
Agnes
terdiam sejenak dan kembali berucap, “kau menikah lagi”.
“apa
yang terjadi padamu, huh? Aku sudah bilang aku tidak bisa membagi cintaku
dengan orang lain. Lagipula, kita berdua baik-baik saja, mungkin belum waktunya
saja kita diberikan anak, ucap siwon kesal.
“lakukan
ini demi aku, appa dan eomma”, ucap agnes memohon.
“tidak”.
“aku lebih memilih mengadopsi anak daripada
harus menikah lagi!”.
“ayolah
hon, aku mohon”. Terlihat raut wajah agnes yang sangat mengharapkan persetujuan
suaminya.
“aku
bosan bertengkar denganmu karena masalah ini terus-menerus, lebih baik kita
tidur saja!”. Siwon mengubah posisinya membelakangi istrinya.
Siang
itu, agnes kembali mengantar bekal kepada suaminya ke kantor.
“tok,tok,tok”,
agnes mengetuk ruang kerja suaminya.
“masuk”.
Agnes langsung masuk setelah mendengar suara dari suaminya. Agnes mendapati
suaminya sedang menandatangani beberapa berkas yang diantarkan sekertarisnya.
Agnes
memberi salam kepada wanita cantik yang merupakan sekertaris siwon dan dibalas
dengan wanita itu dengan hormat.
“ada
yang lain?”, ucap siwon memandang sekertarisnya yang berdiri di depan mejanya.
“tidak
pak, saya permisi”, ucap tiffany dengan sopan. Ia kembali meundukkan kepala
kepada siwon dan agnes dan berlalu meninggalkan ruangan itu.
“itu
siapa?”, tanya agnes sambil mengarahkan matanya ke arah pintu dimana sekertaris
siwon baru saja keluar.
“dia
cantik”, ucap agnes dan memandang suaminya yang masih duduk membereskan
berkas-berkas yang ada di mejanya. Agnes ingin melihat reaksi suaminya. Siwon menghentikan
kegiatannya dan memandang istrinya, “tapi kau jauh lebih cantik darinya”,
ucapnya.
“dia
sudah menikah?”. Agnes kembali bertanya.
“belum”.
Untuk apa kau menanyakan itu semua hon?”, ucap siwon yang mulai penasaran
dengan semua pertanyaan istrinya. Siwon berdiri menyandarkan kedua tangannya di
atas meja dan berucap, kau cemburu ya?”. Siwon menyeringai.
“tidak!
Siapa bilang? Aku hanya ingin tau saja”, ucap agnes tersenyum kepada suaminya.
***
Malam
itu, agnes mendatangi apartemen sekertaris siwon. Tiffany begitu terkkejut
melihat istri bosnya yang malam-malam datang berkunjung ke rumahnya.
“anda
istri direktur choi kan nyonya?, tanya tiffany yang masih berdiri di pintu
apartemennya.
“iya,
boleh aku masuk?”, ucap agnes ramah.
“silahkan
nyonya”, ucap tiffany tak kalah ramah.
“kau
tidak perlu memanggilku nyonya, ini kan di luar kantor, panggil saja aku
agnes”.
“baiklah”
Tiffany
mempersilahkan agnes duduk dan membuatkannya teh.
Agnes
meneguk tehnya dan mulai bertanya kepada tiffany. “kau sudah lama bekerja di
departemen store?. “belum lama nyonya, eh, agnes, aku bekerja di sana ketika
tuan kiho choi masih menjabat sebagai direktur. Kira-kira sudah tiga tahun.
“berapa
umur kamu sekarang?”, agnes melanjutkan pertanyaannya.
“25
tahun”.
“belum
ada keinginan untuk menikah?”
“belum
bertemu dengan orang yang tepat”. Jawab tiffany tersenyum.
Mereka
kemudian hening.
“apa
kau mencintai siwon?, ucap agnes yang membuat tiffany mengerjap kaget.
“apa
maksud kamu nes?
Agnes
mendekati tiffany dan menggenggam kedua tangan tiffany, menatap tiffany serius.
“aku
sebenarnya ingin membicarakan suatu hal padamu. Aku dan siwon sudah menikah dua
tahun lebih, Tapi kami belum juga dikaruniai anak. Umurku sudah hampir 29 tahun
dan pasti akan sangat sulit untuk hamil di usiaku ini.
“aku
kasihan melihat mertuaku yang sudah sangat merindukan kehadiran seorang cucu.
aku hanya ingin kau menolongku”.
“maksudmu
apa nes?, ucap tiffany yang masih bingung.
“aku
ingin kau menikah dengan suamiku.
Tiffany
melepaskan genggaman tangannya dari agnes. “tidak mungkin nes, aku tidak mungkin
menikah dengan seorang pria yang sudah mempunyai istri”.
“aku
mohon kepadamu tiff, sebagai seorang wanita, kau pasti tau perasaanku. “kau pasti
akan bisa mencintainya, siwon pria yang sangat baik”.
“tapi…”.
“aku mohon tiff”. Agnes menangis, berlutut dan memohon kepada tiffany.
“aku mohon tiff”. Agnes menangis, berlutut dan memohon kepada tiffany.
“apa
yang kau lakukan nes? Jangan seperti ini”. tiffany berusaha mengangkat agnes.
“aku
tidak akan berdiri sebelum kamu menjawab permohonanku”.
“baiklah,
aku akan memikirkannya”.
***
Sepanjang
malam, tiffany tidak bisa tidur karena memikirkan tawaran agnes. Jauh di lubuk
hati tiffany yang paling dalam, dia sangat mencintai siwon. Dia jatuh cinta
kepada siwon pertama kali melihatnya di kantor. Tiffany begitu kecewa ketika
mengetahui bahwa siwon sudah menikah ketika itu.
***
Agnes
dan tiffany makan siang bersama.
“bagaimana
tiff”, apa kau setuju?
Tiffany
terdiam lama, kemudian menjawab agnes “ iya”.
“tapi
sepertinya siwon tidak akan bisa mencintaiku nes”.
“kamu
tenang saja, cinta itu pasti akan tumbuh dengan sendirinya, aku akan kembali ke
LA. Kau hanya perlu mendekati siwon dan membuatnya jatuh cinta kepadamu. Kalau
perlu kalian bisa (…).
Tiffany
begitu terkejut dengan rencana agnes.
Namun
agnes melanjutkan kalimatnya “kalau hanya cara itu yang bisa membuatnya supaya
menikah denganmu, aku tidak apa-apa.
Tiffany
sebenarnya tidak setuju, tapi di sisi lain dia juga kasihan melihat agnes dan
memang dia juga mencintai siwon.
***
Agnes
kembali berangkat ke LA dengan alasan menghadiri bebrapa show di sana. Setelah
dua bulan berada di sana, agnes tidak kembali juga. Siwon begitu tersiksa
karena sangat merindukan agnes. Siwon sudah menawarkan diri agar mengunjungi
agnes, tapi agnes selalu menolak dengan mengatakan kalau dia akan segera
pulang.
Malam
itu, tiffany dan siwon minum soju bersama. Tiffany yang melihat siwon sangat
mabuk membawa siwon ke apartemennya.
***
Pagi
itu, kepala siwon begitu pusing ketika mencoba untuk bangun dari tidurnya.
Perlahan-lahan siwon mencoba mengerjapkan mata. Siwon melihat sekelilingnya.
Dia merasa sangat asing dengan tempat itu.
Siwon
terkejut mendapati dirinya tidak berbalut apa-apa. Ia kemudian menoleh kepada
suara isakan tangis perempuan yang ada di dekatnya. Siwon semakin terkejut melihat
tiffany yang hanya membalut dirinya dengan sprei dan bersandar di dasbor
ranjang menangis tersedu-sedu.
Yang
paling membuat siwon kaget. Dia melihat ada bercak merah di ranjang yang ia
tempati. Dengan melihat itu semua, siwon dapat menarik kesimpulan apa yang
sudah terjadi di antara dia dan tiffany.
“kenapa
ini semua bisa terjadi?!”. Siwon berteriak dan meremas rambutnya frustasi.
====To
Be Continued====
Tidak ada komentar:
Posting Komentar